LSI: Meski Unggul Survei, Posisi Ahok Tidak Aman

Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat, sebelum menjalani tes kesehatan di RSAL Dr Mintohardjo Jakarta pada Sabtu, 24 September 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Hal survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, saat ini pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, tengah berada dalam posisi tidak aman.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Padahal, menurut tim Peneliti LSI, Adjie Alfaraby Ahok-Djarot saat ini masih menempati posisi pertama hasil survei LSI, dengan perolehan suara 31,4 persen.

Di peringkat kedua, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapatkan 21,1 persen. Sedangkan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni bertengger di posisi ketiga dengan suara sebesar 19,3 persen. Sedangkan sebanyak 28,2 persen warga DKI belum memutuskan pilihannya.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Di lihat dari data di atas, posisi calon petahana tidak aman," kata Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 4 Oktober 2016.

Ada beberapa alasan mengapa Alfaraby mengatakan Ahok-Djarot berada pada posisi tidak aman. "Jadi selisih antara Ahok-Djarot dengan Anies- Sandi itu hanya sekitar 10 persen. Padahal angka aman bagi seorang petahana itu seharusnya selisih 20 persen," ujarnya.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

Menurut Alfaraby, semestinya petahana dapat dengan mudah meraih selisih sebesar 20 persen tersebut. "Karena kan sudah bekerja hampir lima tahun. Beberapa program kerja juga sudah dikerjakan. Tetapi selisih elektabilitasnya tak sampai 20 persen. Jadi posisi petahana tidak aman," katanya.

Dalam penelitian itu, voting melibatkan 440 responden yang tersebar di sejumlah wilayah di DKI Jakarta. Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error di bawah 4,8 persen.

Pengumpulan data itu sendiri dilakukan pada 26 September hingga 30 September 2016 lalu. Sementara pihak LSI Denny JA juga langsung melakukan wawancara tatap muka terhadap responden menggunakan kuesioner.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya