Pilkada Jakarta 2017

Ahok Pasang Tarif Bila Mau Bertemu, Termurah Rp10.000

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), saat berkunjung ke Kepulauan Seribu 27 September 2016. Di situlah dia melontarkan pernyataan soal Surah al-Maidah yang membuatnya diadili.
Sumber :
  • VIVA/Fajar GM

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menetapkan sejumlah tarif untuk orang yang ingin bertemu dengannya dalam sebuah acara khusus. Hal itu dilakukan sebagai strategi penggalangan dana kampanye untuk pasangan Ahok - Djarot di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

Sebut MK Bisa Anulir Hasil Pilpres 2024, Guru Besar IPDN Beberkan Alasannya

"Nah jadi sekarang begini, (cara) kampanye kita ubah," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI, Kamis, 29 September 2016.

Menurut Ahok, acara khusus itu bisa beragam. Acara bisa serupa “Teman Ahok Fair,” yang pernah diselenggarakan pada 28 hingga 29 Mei 2016. Ahok menerapkan tarif yang murah untuk acara yang bisa dihadiri banyak orang. "Kalau kelas lebih murah bisa Rp10.000," ujar Ahok.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Acara lainnya adalah acara yang sifatnya lebih pribadi seperti makan malam. Ahok, menerapkan tarif yang lebih tinggi, di kisaran jutaan rupiah, untuk acara seperti itu. "Kalau mau duduk dekat dengan saya mungkin Rp10 juta," ujar Ahok.

Ahok mengatakan, penetapan tarif ia lakukan sebagai antisipasi jika ia, diatur Pasal 70 ayat (3) huruf a Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016, dasar hukum Pilkada serentak 2017, diharuskan cuti selama masa kampanye.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

Merujuk kepada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 7 Tahun 2016, masa kampanye Pilkada serentak adalah 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017, atau 3,5 bulan. Ahok sebelumnya telah berkali-kali menyatakan tak membutuhkan waktu kampanye selama itu.  "Cuti juga bingung, mau ngapain," ujar Ahok.

Selain itu, Ahok juga membuka kesempatan kepada stasiun televisi atau siapa pun untuk menyewanya melawak. Ahok percaya diri memiliki bahan lawakan yang bisa membuat penonton tertawa. "Enggak jelek-jelek amat. Banyak stand up comedy kan saya," ujar Ahok.

Terakhir, Ahok menerima undangan dari perusahaan atau lembaga-lembaga non-pemerintah untuk menjadi pembicara. Tarif Ahok sebagai pembicara tak kalah dari tarif pembicara profesional.

"Kalau di PT-PT (perusahaan) Tbk (terbuka), ada yang bayar Rp50 juta, Rp25 juta lho untuk pembicara," ujar Ahok.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya