14 Laporan Polisi Terkait Jessica Kumala Wongso di Australia

Saksi dari Kepolisian Australia, John J.Torres di sidang Jessica, Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA.co.id – Polisi dari New South Wales, Australia, John Jesus Torres, dihadirkan menjadi saksi dalam sidang ke-25 kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Dalam kesaksiannya, dia mengungkap riwayat 14 laporan terkait terdakwa Jessica Kumala Wongso yang tercatat penegak hukum di Negeri Kanguru.

Otto Hasibuan Bakal Daftarkan PK Jessica Wongso Tahun Depan

Di antara laporan itu, 11 melibatkan mantan kekasih Jessica, Patrick O’Connor. 

Berikut ke-14 laporannya:

Otto Hasibuan Bakal Lapor Bareskrim soal Dugaan CCTV Kasus Jessica Wongso Dihilangkan

1. Dilaporkan pada 5 Juli 2008, kepada polisi di Sydney, Jessica melalui ibunya melaporkan barang miliknya telah dicuri di stasiun kereta api di Sydney.

2. Dilaporkan pada 23 Maret 2014, penanganan oleh kepolisian Sydney dan melibatkan mantan kekasihnya Patrick O'Connor, Jessica mengemudikan kendaraan bermotor dalam keadaan konsumsi minuman beralkohol.

Terpopuler: Kasus Jessica Wongso Bisa Heboh Lagi, Kata Gus Miftah Soal Perang Palestina dan Israel

3. Dilaporkan pada 28 Januari 2015, meliputi: sebuah panggilan telepon yang diterima Patrick, menyebut Jessica berniat bunuh diri dengan pisau. Kemudian polisi datang ke alamat itu. Di sana, Jessica mengakui ancaman tersebut pada polisi, tetapi bilang tak bersungguh-sungguh melakukan hal itu. Polisi juga menemukan pisau dapur di kamar Jessica, kemudian menghubungi ambulans.

4. Dilaporkan pada 29 Januari 2015, Patrick melaporkan ancaman Jessica untuk menyakiti dirinya sendiri dalam sebuah e-mail. Kemudian, Jessica ditangani polisi dan dibawa ke rumah sakit untuk menjani tes psikologis.

5. Dilaporkan pada 22 Agustus 2015, Jessica mengalami kecelakaan tunggal ketika mengendarai sepeda motor. Dia menabrak sebuah bangunan hingga menyebabkan cedera di bagian pinggul, lutut, dan memar pada paru-paru sebelah kanan. Setelah kejadian itu, Jessica diambil sampel darahnya dan hasilnya menunjukkan positif mengkonsumsi alkohol dengan kadar tinggi.

6. Dilaporkan pada 26 Oktober 2015, telepon dari Patrick O'Connor yang menyebut Jessica dalam pesan singkat berniat meracuni diri menggunakan karbondioksida atau CO2. Setibanya di kediaman Jessica, polisi pun mencium aroma CO2 terbakar. Polisi segera mengeluarkan Jessica dan membawanya ke rumah sakit untuk ditindaklanjuti.

Polisi pun menemukan panggangan di kamar tidur Jessica. Kata O'Connor, kepolisian menduga kejadian itu dilakukan karena dia merasa depresi setelah melakukan tindak pidana terkait kecelakaan dalam pengaruh alkohol sebulan sebelumnya.

7. Dilaporkan pada 15 November 2015, dalam sebuah panggilan telepon, Patrick khawatir kepada Jessica, karena mengirimkam pesan akan bunuh diri, dan mengaku berada di dekat air. Diduga, Jessica depresi karena Patrick tidak membalas pesan singkatnya, padahal mereka telah berencana bertemu.

Meski telah dilakukan tes kesehatan hingga psikologis, Jessica tetap mengaku dia baik-baik saja. 

Pada kesempatan lain, polisi kemudian menggeledah kamar Jessica dan menemukan pisau di samping ranjang tidurnya. Namun, Jessica mengaku mengalami permasalahan berjalan dalam tidur dan akan menemui dokter.

8. Dilaporkan pada 16 November 2015, Patrick kembali lapor polisi mengenai percobaan bunuh diri. Polisi kemudian menemukan obat-obatan di samping tubuhnya saat dia tengah tertidur di kamarnya. Namun dia mengaku baik-baik saja, dan tidak sedang mengonsumsi obat-obatan.

9. Dilaporkan pada 21 November 2015, Jessica menemui polisi dalam keadaan mabuk dan dia mengakui telah mengonsumsi minuman beralkohol. Polisi pun menemukan botol Whiskey di kamar tidur Jessica. Selain itu, tiga surat di dapur.

Satu surat berisi mengenai tudingan bahwa Patrick O'Connor bertanggung jawab atas kematiannya. Sedangkan dua surat lainnya berisi pesan perpisahan untuk keluarga dan rekan kerjanya. Khusus untuk keluargnya disertai dengan sejumlah uang.

"Polisi yang menangani percaya bahwa surat-surat tersebut tentang bunuh diri," kata John dalam kesaksiannya dalam persidangan di PN Jakarta Pusat, Senin malam, 26 September 2016.

10. Dilaporkan pada 24 November 2015, Patrick dalam laporannya menyebutkan keluarganya dihubungi Jessica dan mengancam untuk bunuh diri. Ancaman itu disampaikan setelah Patrick memutuskan hubungan dengan Jessica karena merasa dia memiliki masalah kejiwaan. Polisi kemudian mengimbau Patrick dan kerabatnya menjauh dari Jessica.

11. Sehari kemudian, pada 25 November 2015, kepolisian juga menerima laporan untuk mengekang perilaku Jessica.

12. Dilaporkan pada 29 Oktober 2015, pihak tempat di mana Jessica mengabarkan bahwa dirinya tidak masuk kerja. Polisi ke rumahnya dengan membuka paksa pintu, namun Jessica tidak ada di tempat. Pengamatan polisi, rumah Jessica sangat berantakan.

13. Dilaporkan pada 25 November 2015, Patrick melaporkan kehilangan sepeda motor dan mencurigai Jessica telah mencurinya. Namun, polisi tidak bisa membuktikan tudingan ini.

14. Dilaporkan pada 16 Desember 2015, terkait dengan perintah pengekangan sementara yang diterbitkan kepolisian. Laporan ini dibuat untuk membuat beragam peraturan di mana Jessica harus menandatangani berkas pernyataan untuk melindungi Patrick O'Conner dari perilaku yang tidak diiginkan. Namun, persidangan masalah ini pada 16 Desember 2015 tidak dihadiri Jessica. Sidang kemudian diskors hingga 4 Februari 2016 dan berikutnya 26 Februari 2016.

"Namun, hingga saat ini, Nona Jessica tidak pernah menghadirinya," jelas John.

Di samping itu, sebenarnya ada beberapa laporan lain yang masuk, tapi dianggap terduplikasi sehingga jika dirangkum semuanya meliputi 14 laporan itu. Selain laporan ini, ada sebuah laporan yang John lupa. Namun, "Apabila diminta untuk menunjukkan. Saya akan mencarinya dan menunjukkannya kembali," ungkap John.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya