Wanita Tuna Karya Tewas Dikeroyok di Panti Sosial

Ilustrasi Korban pembunuhan
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA.co.id - Seorang wanita tuna karya di Panti Sbina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur, Murtiah (30), tewas dikeroyok teman-temannya. Murtiah, tewas dengan kondisi penuh luka lebam di bagian wajah dan luka robek di kepala yang mengakibatkan darah segar terus mengalir.

Minta Uang Buat Bayar Utang dan Cicilan Motor, Fitri Tewas di Tangan Mantan Suami

Pelakunya, lima orang penghuni lain di panti tersebut yaitu Himawati, (30) Dwi Susanti, (19) Ari Putri, (18), Kiki, (18), dan Nentin, (16) yang hingga kini sudah diamankan di Polsek Cipayung.

Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, AKBP Sapta Maulana, peristiwa itu bermula saat kedua penjaga yang bernama Meida dan Ayu mendatangi kamar korban. Keduanya hendak mengantarkan makanan.

Ketika Santet Gagal, Pembunuh Bayaran Akhirnya Dipilih Novi untuk Eksekusi Mertua

Saat masuk ke dalam kamar korban, keduanya melihat Murtiah tengah duduk. Namun, kondisi duduk korban ditutup dengan beberapa potong celana panjang.

"Karena janggal kemudian saksi membukanya, dan begitu dibuka saksi, ternyata korban sudah tak bernyawa dan mengalami luka-luka di wajah mengeluarkan darah dari kepala," kata Sapta, Selasa, 20 September 2016

Kronologi Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Korban Dieksekusi dengan Blencong

Melihat hal tersebut, kedua saksi melaporkan temuan itu ke pihak keamanan panti. Dari keamanan panti itu, dilakukan interogasi kepada lima pelaku dan mereka mengakuinya.

"Kejadian itu terjadi sekitar pukul tujuh pagi. Tapi pihak panti baru melaporkan ke kami sekitar jam tiga sore," ujarnya.

Petugas yang mendapat laporan itu, langsung mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan terhadap korban. Dari situ ditemukan beberapa luka lebam yang menyebabkan korban meninggal dunia. "Sampai saat ini kami masih melakukan pemeriksaan terhadap para pelaku," ujarnya.

Kepala Kepolisian Sektor Cipayung, Kompol Dedi Wahyudi, mengungkapkan peristiwa nahas yang menimpa Murtiah terjadi pada Senin, 19 September 2016, pagi. Tapi baru pukul 15.30 WIB dilaporkan ke Polsek Cipayung. "Korban dalam kondisi meninggal dunia di dalam area panti," ujar Dedi.

Atas kejadian itu, polisi pun menangkap lima pelaku yang sama-sama penghuni panti. Kelima pelaku itu Himawati (30), Dwi Susanti (19), Ari Putri (18), Kiki (18) dan N (16) sudah diamankan di Mapolsek Cipayung untuk dimintai keterangannya.
Dedi berujar, usai dilakukan interogasi kepada kelima tersangka, mereka mengakui telah melakukan pengeroyokan dengan menggunakan tangan kosong. Polisi masih mendalami motif pengeroyokan warga Pondok Rangon itu.

Ahmad Firdaus (28), adik korban mengatakan, keluarga menyesalkan perhatian dari panti hingga menyebabkan Murtiah kehilangan nyawa dengan cara yang tak alami. "Kami kecewa dengan PSBI 2 atas kasus kematian ini," ujar Firdaus.

Firdaus pun membeberkan awal penangkapan kakaknya oleh Satpol PP pada 8 September lalu. Kala itu, Murtiah diciduk di lampu merah Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Apesnya, ketika dibawa ke panti, korban disatukan dengan penghuni lain mulai dari gembel hingga Pekerja Seks Komersil (PSK).

"Ketika PSK itu masuk jadi ada yang menguasai kamar. Kakak saya disuruh memijiti pelaku," ujar Firdaus.

Namun, karena korban menolak, kelima pelaku memberikan pelajaran dengan memukuli korban. Tak pelak, korban harus kehilangan nyawa usai mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya. "Mukanya biru semua, kepalanya juga bocor, masih mengeluarkan darah," ungkap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya