Dugaan Dwi Kewarganegaraan

Gloria Batal Jadi Paskibraka, Sekolah Gelar Aksi Solidaritas

Ribuan pelajar Sekolah Islam Dian Didaktika beri dukungan untuk Gloria, Selasa, 16 Agustus 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Ribuan pelajar Sekolah Islam Dian Didaktika, Cinere, Depok menggelar aksi solidaritas untuk mendukung Gloria Natapraja Hamel, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang batal tampil di Istana Merdeka, Selasa, 16 Agustus 2016. Aksi ini mendapat dukungan dari para guru di sekolah tersebut.
       
Kepala Sekolah SMA Dian Didaktika, Ahmad Toha mengatakan, aksi ini sebagai bentuk dukungan sekolah untuk Gloria. "Gloria adalah anak Indonesia. Dia terlahir di Indonesia dan sekolah di Dian Didaktika. Mari kita berdoa agar pemerintah tergugah dan Gloria bisa tampil di Istana," katanya di hadapan ribuan murid sekolah tersebut.
         
Ahmad mengatakan, Gloria telah melakukan perjuangan untuk bisa sampai pada posisinya saat ini. "Dia rajin berlatih paskibra, sayang kalau seperti ini. Dulu ibunya juga seorang paskibraka," ujarnya.

Eks Jenderal BAIS Ungkap Pola Rekrutmen Tentara Bayaran: Mirip Tawaran Jadi TKI Bergaji Tinggi

Gloria dikenal sebagai murid yang cerdas dan berprestasi di sekolahnya. "Nilainya di atas rata-rata. Ya masuk sepuluh besar," ujar Ahmad.

"We love Gloria...we do. Gloria kami cinta kamu. Gloria punya Indonesia," ujar sejumlah murid berteriak sambil membentangkan spanduk dukungan untuk Gloria.
         
Seperti diketahui, Gloria Natapraja Hamel adalah anggota Paskibraka yang batal tampil di Istana Merdeka karena diduga memiliki dua kewarganegaraan. Sang ayah, Didier Hamel adalah warga Perancis, sedangkan ibunya Ira Natapraja asal Subang, Indonesia.

Catatan Pencapaian Program Merdeka Belajar dalam Pendidikan di Indonesia

Gloria telah melewati serangkaian tahap seleksi untuk bisa tampil di Istana. Dia berhasil menjadi anggota Paskibraka mewakili Provinsi Jawa Barat. Namun kini, usahanya berbulan-bulan kandas lantaran dugaan dwi kewarganegaraan itu.

Koordinator TPDI, Petrus Selestinus.

8 Hakim MK Harus Deklarasi Bebas dari Tekanan Tangani Sengketa Pilpres 2024

Sejumlah advokat yang tergabung dalam TPDI dan Perekat Nusantara meminta delapan hakim konstitusi untuk deklarasi bahwa bebas dari tekanan tangani sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2024