Misteri Hilangnya Bayi Kembar di RSHJ Belum Juga Terkuak

Hasil Ultrasonografi atau USG Raudiah Elva Ningsih dari RSUD Budhi Asih.
Sumber :
  • Anwar Sadat

VIVA.co.id – Misteri hilangnya salah satu bayi kembar yang dilahirkan Raudiah Elva Ningsih (37) di Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ) Cakung, Jakarta Timur, hingga saat ini masih belum juga terkuak.

Malu Punya Anak di Luar Nikah jadi Alasan Pelaku Buang Bayi Kembarnya ke Sungai

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait yang mendampingi Raudiah, mengatakan, kasus itu kini tengah diusut kepolisian, dan kabarnya kepolisian telah memeriksa dokter RSUS Budhi Asih dan Puskesmas Pasar Minggu yang melakukan Ultrasonografi (USG) terhadap Raudiah.

"Kami dapat informasi Polres Jakarta Timur sudah selesai memeriksa dua dokter yang melakukan USG terhadap Ibu Raudiah, setelah ini akan ada gelar kasus cuma saya masih konfirmasi kapan waktunya, apakah Jumat pekan ini atau pekan depan," ujar Arist, Selasa 12 Juli 2016.

Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam di RSSA Malang Berjalan Lancar

Menurut Arist, gelar perkara biasanya untuk menentukan ada tidaknya tersangka dalam kasus ini. Nantinya, Raudiah juga akan dihadirkan dalam gelar perkara tersebut.

Arist menegaskan, pihak RSHJ belum memberikan respons kepada Raudiah dan Komnas PA atas kasus ini. Meski demikian, Komnas PA dan Raudiah tetap berencana mendatangi RSHJ, Senin 18 Juli 2016 untuk meminta penjelasan.

Viral Bayi Punya 6 Kaki di NTB, Dokter Ungkap Kondisi Kesehatannya

"Kami juga sebelum Lebaran itu sudah mendatangi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan kami diterima baik. Saat itu kita minta IDI untuk melakukan audit medis terhadap yang dilakukan RSHJ dan audit medis dua hasil USG. Kita minta mereka segera mungkin audit medis karena RSHJ sampai hari ini tidak memberikan respons apa-apa," katanya.

Seperti diketahui, Raudiah melahirkan bayi kembarnya melalui operasi sesar di RSHJ pada  8 Mei 2016.

Raudiah menceritakan, pada hari itu, tim dokter menjadwalkan operasi sesar dilaksanakan pukul 13.00 WIB. Tapi ternyata tim dokter mempercepat proses operasi menjadi pukul 09.00 WIB.

"Ternyata dipercepat jadi jam 9 pagi. Dengan alasan dokternya mau pulang. Saya kemudian dibawa ke ruang operasi dan saat mau menuju ruang operasi saya berpapasan dengan Dokter Zainuri. Di sana bidannya bertegur sapa dengan Dokter Zainuri," ujar Raudiah.

Setiba di dalam ruang operasi, Dokter Zainuri, menurut Raudiah meminta dirinya untuk duduk dan disuntik. "Sama Dokter Zainuri ditanya nama, disuruh duduk, nungging disuntik, baru dibelek," katanya.

Setelah itu, menurut Raudiah, dia dimasukkan ke ruang bedah. Anehnya, di dalam ruangan terdengar suara musik sangat keras. "Saat masuk itu nyetel musik kencang, lagunya Glenn Fredly salah satunya," ujar Raudiah.

Saat operasi mulai berjalan, Raudiah dalam kondisi sadar dan bisa melihat serta mendengar apa pun yang terjadi di sekitarnya. Tapi, usai operasi dilakukan, ia tak mendengar suara tangisan bayi.

"Dibius lokal, saya masih bisa lihat dan bisa mendengar. Tapi waktu itu enggak mendengar tangisan bayi. Jadi waktu bersalin juga saya ditutup kain putih dan kain warna hijau. Jadi enggak bisa melihat bayinya. Tangan juga diikat," katanya.

Saat itu, ia hanya seorang diri menjalani operasi sesar. Karena, tim medis melarangnya untuk didampingi siapa pun termasuk suaminya. "Karena saat itu suami tidak boleh masuk kata pihak rumah sakit," katanya.

Usai operasi, dokter menyatakan Raudiah hanya punya satu bayi. Raudiah terkejut dengan jawaban itu. Ia pun berusaha mempertanyakannya. Tapi, pada saat itu justru ia mendapat jawaban yang kurang pantas dari seorang asisten dokter.

"Pas saya tanya, salah satu asisten dokter malah marah-marah sama saya dan memaki saya. Saya tidak bisa buat apa-apa karena saat itu, saya juga takut karena perut saya masih dijahit sama dia, akhirnya seorang perawat laki-laki menghampiri saya dan menenangkan saya," kata Raudiah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya