Ahok Berselisih Paham dengan Jonan Terkait Teknologi LRT

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat memiliki perbedaan pendapat dengan Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan terkait lebar rel moda transportasi kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Jakarta.

Ahok: DKI Tak Mampu Biayai LRT di Luar Jakarta

Ahok, sapaan akrab Basuki, ingin LRT menggunakan lebar rel 1.435 milimeter. Negara maju seperti Jepang juga menggunakan rel lebar untuk transportasi berbasis rel. Rel jenis itu memungkinkan terciptanya headway (waktu tunggu) gerbong yang singkat, cocok untuk LRT yang memang ditujukan untuk perjalanan singkat di dalam kota, layaknya TransJakarta.

"Pakai teknologi ini, waktu turun penumpang hanya satu menit oke (membuat headway singkat)," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jum'at, 13 Mei 2016.

Namun, Jonan berkeras agar LRT memakai standar rel 1.067 milimeter. Kereta Commuter Line Jabodetabek (KCJ) menggunakan standar rel itu. Begitu pula seluruh layanan PT. Kereta Api Indonesia yang sempat dipimpin Jonan.

"Jonan marah sama saya. Dia bilang, 'eh, gue yang ngerti teknis, bukan elu. Kalau soal kereta api, saya lebih pinter'," ujar Ahok.

Jonan beranggapan masyarakat Indonesia belum dapat menyesuaikan diri dengan headway singkat yang bisa tercapai dengan ukuran rel. Namun, Ahok beranggapan warga Jakarta harus mampu dan membiasakan diri dengan waktu tunggu kereta yang cepat untuk berpergian.

"Gue sewaktu ke Jepang, naik pertama kali juga tertinggal. Tapi kita enggak boleh berpikir generasi mendatang enggak bisa turun cepat, satu menit, dari kereta," ujar Ahok.

Jonan, juga beranggapan investasi pemerintah akan lebih kecil dengan memilih standar rel yang biasa. Namun, Ahok memiliki pandangan lain. Menurutnya, investasi besar diperlukan. LRT akan menjadi moda transportasi yang terus beroperasi puluhan tahun ke depan. Tak mungkin, jika moda transportasi itu menggunakan teknologi yang sudah ditinggalkan.

Lagipula, LRT akan menjadi moda transportasi yang tidak bersinggungan dengan moda transportasi berbasis rel lain seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan KCJ. LRT, tidak perlu memiliki lebar rel yang sama agar gerbong bisa berpindah jalur.

"Jonan bilang ini mahal. Saya bilang ini mahal tapi ini for the future," ujar Ahok.

Persoalan tersebut juga dibawa ke rapat terbatas yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo di Istana. Ahok mengatakan, Jokowi berpesan agar proyek infrastruktur apapun di Indonesia menggunakan teknologi terbaru. Jokowi meminta para pengambil kebijakan memiliki pandangan teknologi yang dipakai masih harus relevan hingga 50 tahun mendatang.

"Kita mesti pikirkan pesan Presiden. Presiden tidak mau teknologi lama," ujar Ahok.

Meski berselisih paham, Ahok menegaskan hubungan pribadinya dengan Jonan baik. Mereka sering berkomunikasi melalui telepon. Keluarga mereka, juga saling mengenal. "Kita temen. Tapi soal teknis pekerjaan, saya harus menjelaskan seperti itu," ujar Ahok.

Presiden Joko Widodo Saat Menghadiri Groundbreaking Light Rail Transit (LRT)

Nasib LRT Jabodetabek Terganjal Peraturan Presiden

Namun dijamin pembangunan selesai di 2020.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2016