Dua Ribu Preman Cari Makan di Kalijodo

Ilustrasi/Selembar poster acara hiburan tertempel di kawasan Kalijodo, Jakarta Barat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Khrisna Murti, pernah menuliskan buku khusus terkait kawasan Kalijodo Jakarta Barat pada tahun 2004.

Pecahan Tembok Berlin Bersemayam di Eks Prostitusi Kalijodo

Kisah itu dari hasil kerjanya saat menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan selama 2001-2004.

Pengakuan Khrisna, kawasan Kalijodo sejak lama dikenal dengan sebutan ATM atau Anjungan Tunai mandiri. Ini berkaitan dengan besarnya perputaran uang kotor di kawasan itu yang konon mencapai miliaran rupiah.

Djarot: Kolong Tol Kalijodo Incaran Pendatang Baru Jakarta

Sewaktu Khrisna masih di Polsek Penjaringan, ia mengaku memang ada tiga tempat perjudian besar di Kalijodo. "Saat itu saya berpikir tidak boleh terjadi di wilayah hukum manapun. Apapun caranya saya sebagai kapolsek bertanggung jawab selesaikan masalah itu," ungkapnya.

Hanya saja, masalahnya saat itu adalah kekuatan mereka besar dengan premanisme, kemudian ada oknum yang harus dipilahkan. Untuk itu dirinya mengaku menggunakan pendekatan multidisipliner ilmu.

RPTRA Kalijodo Ramai di Libur Lebaran

"Itulah saya lakukan penelitian di wilayah lain, saya terapkan di Kalijodo," ujarnya.

Saat ini, wajah Kalijodo sudah berubah saat ini. Krishna menyebut situasi dalam buku yang ia tulis tidak terjadi pada saat ini. Buku itu, katanya adalah untuk rujukan para juniornya di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian).

Zaman dulu, kata Krishna, ada sekitar 2.000 preman cari makan di Kalijodo. Sekarang, kondisi Kalijodo sebenernya jauh lebih baik.

"Dulu banyak bunuh-bunuhan, bakar-bakaran, wartawan lama pasti tahu semua pada tahun 2001," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya