Riwayat Kalijodo, dari Tempat Nongkrong Jadi Prostitusi

Kawasan Hiburan Kalijodo
Sumber :
  • VIVA/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat menggusur kawasan Kalijodo yang dikenal sebagai tempat prostitusi. Langkah pemerintah DKI Jakarta itu menyusul peristiwa kecelakaan maut pengendara Fortuner pekan lalu yang menewaskan empat orang. Pengemudi Fortuner mengaku baru saja pesta di Kalijodo sebelum menabrak empat orang tersebut.

Prostitusi Anak Berkedok Pemandu Karaoke Berhasil Dibongkar

Bicara riwayat lokasi prostitusi Kalijodo, pengamat sejarah, JJ Rizal mengatakan, lokasi itu muncul akibat  kebijakan pemerintah pada awal kemerdekaan, sekitar akhir 1950-an.

"Kalijodo itu proyek prostitusi yang sudah tua. Ini muncul setelah (kawasan Senen) masa Revolusi.  Di masa ekonomi sulit pada zaman revolusi, orang perlu semacam pelepasan hasrat," kata Rizal dalam talk show dalam program tvOne, Sabtu 13 Februari 2016.

Ahok Sangkal Gusur Kalijodo Didanai Agung Podomoro

Dia mengatakan pada kurun waktu tersebut, pemerintah melarang munculnya karaoke dan rumah-rumah hiburan sejenisnya pada kawasan Senen. Karena ada pelarangan, maka akhirnya pelaku hiburan di lokasi tersebut akhirnya menyerobot kawasan Kalijodo.

Sejarawan kelahiran Jakarta itu mengatakan, ada metamorfosa atas nama Kalijodo. Rizal mengatakan pada awalnya aktivitas di Kalijodo sesuai dengan namanya, yaitu dipakai warga untuk nongkrong dan tempat mencari jodoh.

Pelajar SMA Tertangkap Menjual Mahasiswi

"Jadi seperti kalau sekarang ya tempat untuk hang out," kata dia.

Namun aktivitas itu berubah pada akhir 1950-an, menyusul penggusuran tempat hiburan di kawasan Senen. Maka, akhirnya banyak yang mencari tempat baru dan akhirnya sampai di Kalijodo.

"Tahun 1950-an akhir itu ada ekspansif, (Kalijodo) berubah pelan-pelan dari tempat nongkrong dan cari jodoh jadi tempat orang cari rezeki dengan  jual diri, cari uang. Komunitas awal yang ada (nongkrong dan cari jodoh) kemudian ditinggal (hilang)" jelas dia.

Terkait dengan penertiban Kalijodo, Rizal meminta pemerintah DKi Jakarta untuk memperhatikan betul rekayasa sosial dan efek lainnya setelah penggusuran. Sebab jika tak diantisipasi dan dipersiapkan, bisa jadi setelah Kalijodo digusur maka warga yang berbisnis di kawasan itu mencari tempat baru.

"Seperti kasus Senen, di situ ditutup mereka menyebar dan mengakuisis Kalijodo," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya