Sumber :
- Facebook Mirna Salihin
VIVA.co.id
- Memasuki hari ke 21 kematian Wayan Mirna Salihin, polisi belum juga menunjuk pelaku yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini. Meski sudah memeriksa beberapa saksi, tetapi belum juga berani menentukan tersangkanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti mengaku masih mendalami kasus yang tengah menjadi perhatian publik.
Krishna pun tidak mengelak, ketika disebut lama dalam mengungkap kasus ini.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti mengaku masih mendalami kasus yang tengah menjadi perhatian publik.
Krishna pun tidak mengelak, ketika disebut lama dalam mengungkap kasus ini.
"Jadi, bukti yang kami miliki itu bukti mati, ada CCTV, lokasi, dan kopi juga bukti mati. Untuk menghidupkan bukti mati tersebut bisa berbicara, kami membutuhkan keterangan ahli. Itu butuh analisa, karena ada waktunya dan proses yang lama," ujar Krishna dalam wawancara dengan
tvOne.
Krishna menambahkan, kebanyakan, kasus yang melibatkan racun ini 98 persennya pelaku itu tidak akan mengaku.
"Itu sudah pasti (tidak mengaku). Saat ini, kita berhadapan dengan pelaku yang seperti itu. Makanya, kami membutuhkan keterangan saksi dan ahli. Karena memang tidak semudah yang dibayangkan," kata Krishna.
Dia juga mengaku tidak berpengaruh dengan opini publik, yang menyebut polisi lamban dalam menyelesaikan kasus Mirna.
"Logika publik berbicara apa saja. Tetapi, kita tidak bicara logika publik, kita ikuti proses secara profesional," ucap dia.
Sementara itu, polisi juga sudah memiliki cara khusus untuk menjerat pelaku, agar tidak kabur dan mau mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Kita punya cara, jadi enggak usah khawatir," kata Krishna. (asp)
Halaman Selanjutnya
"Jadi, bukti yang kami miliki itu bukti mati, ada CCTV, lokasi, dan kopi juga bukti mati. Untuk menghidupkan bukti mati tersebut bisa berbicara, kami membutuhkan keterangan ahli. Itu butuh analisa, karena ada waktunya dan proses yang lama," ujar Krishna dalam wawancara dengan
