- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, kecelakaan kerja di Jakarta tak jarang bisa terjadi karena perusahaan melakukan penghematan yang terlalu dipaksakan.
Ahok, sapaan akrab Basuki, mencontohkan kecelakaan kerja yang melibatkan sarana lift. Demi menghemat anggaran, perusahaan melakukan pengadaan lift dengan spesifikasi yang lebih rendah dari spesifikasi yang dipersyaratkan kontraktor.
"Selama ini hampir semua kecelakaan itu terjadi karena mereka dapat saran dan tunjuk perusahaan yang enggak pengalaman, itu enggak bisa," ujar Ahok, di lokasi konstruksi Gedung St. Regis, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa, 19 Januari 2016.
Hari ini, Ahok baru memimpin apel pembuka bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tingkat DKI Jakarta tahun 2016.
Lantaran itu, Ahok mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI mulai mewajibkan seluruh kontraktor melakukan pengadaan sarana kerja, sesuai spesifikasi ideal yang dipersyaratkan di awal pembangunan gedung.
Untuk kontrak perawatan sarana-sarana kerja, kata dia, juga harus dikerjakan oleh Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) dari produk sarana kerja.
"Karena hanya ATPM yang ngerti gimana harus jaga produknya," ujar Ahok.
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan sepanjang 2015 menunjukkan jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di seluruh Indonesia mencapai 105.182 kasus dengan korban jiwa 2.375 orang.
Di DKI Jakarta, kasus kecelakaan kerja dilaporkan berjumlah 5.567 kasus. Sejumlah 363 kasus lainnya merupakan kecelakaan kerja di bidang konstruksi.
Kasus yang menonjol antara lain meninggalnya dua pegawai PT. Nestle Indonesia akibat tali lift yang terlepas di Gedung Perkantoran Hijau Arkadia. Selain itu, meninggalnya seorang petugas PT. Transportasi Jakarta akibat tersengat listrik di trotoar di sekitar Halte Mangga Dua, Jakarta Pusat. Kedua kasus terjadi pada Desember 2015.
Ini Lokasi Posko Makanan, Minuman dan Medis untuk Pendemo
Ada empat posko yang disiapkan.
