Melihat Rumah Butut Ibu Penggugat Ahok Rp100 Miliar

Rumah yusri
Sumber :
  • Danar Dono - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Harapan Yusri Isnaeni, warga Koja, Jakarta Utara untuk dapat memulihkan namanya setelah disebut sebagai pencuri Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama sepertinya sulit terwujud.

Karena, meski ia telah menyatakan menggugat Gubernur berjuluk Ahok itu dengan ganti rugi sebesar Rp100 miliar selama berpekan-pekan lamanya, Ahok tak kunjung memenuhi keinginan Yusri.

Ibu Penggugat Ahok Rp100 Miliar, Nasibnya Kini

Rumah yusri

Padahal, Yusri tidak begitu berharap ia mendapatkan uang sebanyak itu dari hasil menggugat. Yang diinginkan janda beranak dua itu adalah permohonan maaf dari Ahok.

"Kalau bisa damailah baik-baik, bukannya mentang-mentang kita orang kecil terus minta Rp100 miliar asal nuntut, bukan itu," kata Ibu kandung Yusri, Mulyati kepada VIVA.co.id baru-baru ini di kediamannya.

Yusri bukanlah orang kaya, ia tinggal di rumah orang tuanya di Jalan Mahoni, Gang I, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Hadapi Ibu Penggugat Rp100 Miliar, Ahok Santai

Rumah yusri

Rumah yang ditempatinya itu bukan rumah mewah. Tapi sebuah rumah butut yang sudah dalam kondisi nyaris roboh.

"Ini udah pada lapuk atapnya, kalau hujan pada masuk ini airnya, yah emang udah rumah tua, dijual nggak seberapa dibenerin duitnya yang nggak ada," ujar Mulyati.

Bukan itu saja, rumah yang ditempati Yusri dan keluarganya sejak tahun 1980 itu, bisa disebut sudah tidak layak huni.

Rumah yusri

Ibu Penggugat Rp100 Miliar Kian Yakin Seret Ahok ke Penjara

Karena ada beberapa ruangan yang sudah tak bisa ditempati karena sudah kropos dan bisa membahayakan penghuninya.

"Itu yang belakang udah roboh, untung pas kejadian pas saya lagi nggak di situ," kata Mulyati sembari menunjukan lokasinya.

Selanjutnya... Awal gugat Rp100 miliar...


Awal gugat Rp100 miliar


Yusri menggugat Ahok karena merasa nama baiknya telah dicemarkan dan anaknya, berinisial AH (9 tahun), mengalami trauma atas ucapan Ahok.

"Nama baik saya tercemar. Anak saya juga jadi dicemooh di sekolah, dibilang maling sama temannya," kata Yusri.

Yasri menceritakan, ia disebut maling oleh Ahok di Gedung DPRD DKI Jakarta Kamis, 10 Desember 2015.

Saat itu, Yasri akan menemui komisi E DPRD DKI. Namun secara tak sengaja bertemu Ahok di tempat itu. Kesempatan bertemu Ahok itu dimanfaatkan Yusri untuk bertanya kepada Ahok terkait sulitnya mencairkan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Tapi, bukan jawaban tepat yang didapat Yasri. Ia mengaku malah disebut maling oleh Ahok.

"Saya dibilang maling sebanyak tiga kali, sambil ditunjuk jarinya ke wajah saya dengan muka merah," kata Yusri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya