Cara KCJ Perlakukan Anak-anak Pelempar Batu ke KRL

Kereta commuter line
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu
VIVA.co.id
Terkait Demo, Hindari Stasiun Juanda dan Gondangdia
- PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) telah membeberkan pelaku pelemparan batu yang mengakibatkan pecahnya kaca kereta api. Setelah ditelusuri pelakunya hanya anak-anak yang dinilai hanya iseng melakukan pelemparan batu. KCJ pun melakukan pendekatan persuasif pada orangtua dan sekolah yang diperkirakan menjadi pelaku pelemparan batu tersebut.

Antisipasi Kepadatan, KRL Tambah Petugas Tiket

Direktur Utama PT KCJ, Muhammad Nurul Fadhila, mengatakan sebelum lebaran pada Juli 2015, KCJ telah mengundang pihak terkait pelemparan batu pada kaca kereta KCJ. Ia menyebutkan pelakunya hanyalah anak-anak. Sebanyak 24 pelaku yang masih anak-anak di bawah usia 14 tahun itu pun sudah dibawa ke kantor polisi.
Menhub Baru Target Penumpang Commuter Line Capai 420 Juta


"Di kantor polisi, orangtuanya diminta membuat surat pernyataan agar anaknya tidak melakukan pelemparan batu lagi," ujar Fadhila dalam konferensi pers di kantor KCJ, Stasiun Juanda, Jakarta, Jumat, 4 September 2015.


Fadhila menjelaskan mencegah pelemparan batu terulang lagi, KCJ berupaya melakukan tindakan persuasif. Misalnya dengan masuk ke sekolah-sekolah yang di dalamnya terdapat anak pelaku pelemparan batu pada kaca kereta api. Melalui sekolah, anak-anak akan diedukasi untuk tidak melakukan pelemparan batu.


Ia pun menegaskan upaya KCJ ini merupakan pembinaan persuasif. Sehingga isu represif yang beredar terhadap anak-anak pelaku pelemparan batu tersebut diklaimnya tidak benar.


Saat ditanya kenapa KCJ tidak membuat kaca
double layer
sehingga aman buat penumpang saat ada pelemparan batu, Fadhila menjelaskan kaca yang saat ini ada sudah dibuat sesuai standar keamanan kereta api. Ketika kaca dibuat double layer, dikhawatirkan akan menyulitkan penumpang keluar dari kereta api misalnya ketika terjadi kecelakaan kereta.


Berdasarkan data dari KCJ, tiap bulan setidaknya terdapat 22 kaca kereta api yang pecah akibat dilempar batu. Tiap kaca bisa dihargai Rp1,5 juta. Sehingga kerugian KCJ bisa ditotal sebanyak Rp33 juta perbulan akibat pelemparan batu saja.


Operation and Commerce Director
KCJ, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan kerugian KCJ akibat pelemparan kaca tidak hanya jumlah kaca itu, tapi mencakup pembatalan jadwal operasi kereta api karena harus mengganti kaca. Lalu, KCJ juga harus mengganti rugi akibat penumpang yang luka karena terkena kaca yang pecah.


"Kita sudah persuasi. Selama ramadan kita berkeliling sepanjang masjid yang ada di sepanjang rel kereta api. Kita sosialisasi ketemu tokoh masyarakat. Anak-anak kita kumpulkan yang tidak hanya sekitar rel. Sebab, profil anak pelemparan batu anak kecil usia 9 sampai 13 tahun dan berkelompok. Rumahnya malah jauh dari jalan kereta api. Itu karena iseng," ujar Dwiyana pada kesempatan yang sama. (one)


Lilis Khalisotussurur - Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya