Nasib Rusun Murah di Jatinegara, Tak Terurus dan Kumuh

Rumah susun
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Kondisi rumah susun sewa (rusunawa) di Cipinang Besar Utara (Cibesut), Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur sungguh memprihatinkan. Bangunan dua lantai yang terletak di belakang Lembaga Permasyarakatan Cipinang ini tak terlihat seperti kebanyakan rusunawa yang ada di Jakarta.

Gelar Konsolidasi, Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur dan Turun ke Rakyat

Sempat muncul rencana Pemprov DKI Jakarta merenovasi bangunan tersebut. Namun, sampai sekarang rencana itu belum dilakukan.

Sekilas, bangunan terlihat seperti rumah kontrakan berpetak. Namun, semakin ke belakang, rusunawa yang ada di RT 15 RW 12 Kelurahan Cibesut itu seperti kompleks permukiman. Terdapat empat blok yakni A, B, C, dan D dengan masing-masing blok memiliki 38 unit. Hanya saja ada tujuh unit rusun di blok C yang tidak dihuni karena rusak. Biaya sewanya pun terhitung murah, hanya Rp 100 ribu per bulan sudah termasuk biaya air dan listrik.

Peringatan Hari Otonomi Daerah Nasional, Jaya Negara Menerima Dua Penghargaan

Bila dibandingkan dengan rusun Jatinegara Barat, kondisinya tentu berbeda jauh. Tiap unit rusun tersebut hanya memiliki luas sekitar 16 meter persegi. Tak ada kamar mandi dalam, ruang tamu dan kamar tidurnya pun menjadi satu.

Fasilitas kamar mandi digunakan secara ramai-ramai bagi warga rusunawa. Bahkan di lantai dua rusunawa lantainya masih terbuat dari kayu. Beberapa bagian atapnya juga hampir roboh. Tak jarang jika musim hujan tiba, warga mesti bersiap menghindari masuknya air melalui atap yang bocor.

Seorang warga blok C nomor 24, Leni (30), mengaku telah terbiasa dengan kondisi rusunawa Cibesut. Meski sempit dan terbilang tak layak, Leni mengaku betah tinggal bersama suami dan anaknya selama 25 tahun.

Kata Mabes Polri Soal Anggota Polresta Manado Tewas Luka Tembak di Kepala

"Sudah puluhan tahun tinggal di sini jadi ya mau enggak mau. Paling listriknya saja yang susah, sering mati. Depan (kamar) ini juga gelap enggak ada lampu," ujar Leni, Rabu, 2 September 2015.

Selain listrik, aliran air di kamar mandi umum juga tak lancar. Ia beberapa kali telah melaporkan ke pengelola rusun. Namun perbaikan yang dilakukan hanya sementara. Terkait rencana renovasi rusunawa milik pemprov DKI Jakarta, Leni berharap bisa segera dilakukan. "Pengen juga punya tempat tinggal bagus tapi jangan terlalu mahal (sewanya). Di sini kan orang kecil semua," katanya.

Leni juga menyebutkan, warga yang tinggal di rusunawa Cibesut umumnya bekerja sebagai tukang bangunan, sopir taksi, dan juga tukang sampah.

Senada dengan Leni, warga blok D nomor 14, Isa (44) meminta Pemprov DKI Jakarta menyediakan lokasi sementara jika benar akan direnovasi. Menurut dia, rencana perbaikan rusunawa itu telah lama akan dilakukan. "Sebenarnya sudah dari lama (rencananya) tapi belum ada tindak lanjutnya sampai sekarang. Kalau memang mau diperbaiki total, bisa ditempatin dulu di mana gitu jangan mendadak," katanya.

Pengelola rusunawa Cibesut, Anggie menjelaskan, rusunawa yang memiliki luas 500 meter persegi itu telah dibangun sejak tahun 1987. Tercatat ada 152 unit rusun yang tersedia, namun hanya 145 unit yang dihuni lantaran sisanya telah rusak. "Penanganannya kami serahkan ke Dinas Perumahan. Untuk yang rusak sampai sekarang memang tidak ditempati. Keluhan warga paling soal listrik saja yang sering mati," ucap Anggie.

Pada tahun 2004, pihak Pemprov akan melakukan perbaikan bangunan rusunawa. Namun, karena akses jalan yang sempit alat berat pun tidak bisa masuk dan rencana perbaikan itu pun tertunda sampai sekarang. "Akhirnya kita renovasi ringan saja perbaiki kusen pintu, kemudian kalau ada atap bocor. Warga juga kadang inisiatif perbaiki sendiri," katanya menambahkan.

Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III DKI Jakarta Sayid Ali membenarkan, perbaikan rusunawa Cibesut sempat terkendala akses masuk alat berat. Rencananya perbaikan ini akan dilakukan kembali pada 2016. "Nanti akan diperbaiki dan dibangun jadi 16 lantai. Untuk akses alat berat karena lewat pintu masuk utama tidak bisa, kita akan lewat sisi timur dari arah Cipinang Elok," kata Ali.

Ia melanjutkan, pihaknya juga perlu berkoordinasi dengan camat dan lurah untuk membebaskan lahan di sisi timur tersebut. Pasalnya, saat ini lahan tersebut masih digunakan para pemulung. "Sekarang masih persiapan. Kalau bisa 2016 sudah mulai berjalan renovasinya," katanya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya