Menyibak Makam Tua di Dalam Rumah Makan Kampung Pulo

Kampung Pulo
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id - Sejak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menetapkan untuk menggusur seluruh penghuni Kampung Pulo dari permukiman liarnya, wilayah bantaran Sungai Ciliwung, Jatinegara, Jakarta Timur itu, seolah menarik mata masyarakat. Terutama untuk mengetahui apa saja yang muncul usai semua bangunan telah rata dengan tanah.

Hal awal yang cukup menjadi pusat perhatian warga tentang apa yang ada di Kampung Pulo adalah adanya rumah yang dianggap sebagai "rumah ajaib". Rumah milik Haji Musa itu, menjadi buah bibir karena dikabarkan tidak bisa dirobohkan meski dengan menggunakan alat berat.

Lalu, pada akhirnya, semua kisah tentang "rumah ajaib" itu sirna seiring dengan telah dibongkarnya rumah bercat hijau yang berada di RT 11 RW 03 itu sudah dirobohkan sekitar pukul 09.00 WIB, Minggu 23 Agustus 2015.

Apa yang diceritakan warga setempat tentang keajaiban rumah yang pernah dipakai untuk pengajian itu pun hanya menjadi hiasan pemanis rangkaian cerita dari akhir sebuah populasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung, Jatinegara.

Selanjutnya... Tentang warga kesurupan buaya berwajah lembu...



Warga kesurupan buaya berwajah lembu

Pasca Banjir Kiriman, Warga Kampung Pulo Mulai Bersih-bersih

Pembongkaran kawasan permukiman liar di Kampung Pulo, Jakarta Timur, hampir selesai. Namun, masih ada sejumlah warga setempat yang tidak rela melihat sisa bangunan rumah mereka dibongkar.

Dua warga RT 14 RW 02 Kampung Pulo tidak dapat menahan kesedihan, bahkan sampai hilang kesadaran. Mereka masing-masing seorang pria dan satu orang wanita.

Seorang pria tiba-tiba saja berteriak-teriak ketika melihat sisa bangunan rumahnya yang berada di bantaran Sungai Ciliwung hanya tinggal puing-puing. Tak lama kemudian, giliran seorang wanita yang sedang menyaksikan penghancuran rumahnya juga berteriak-teriak. Warga yang melihat kejadian ini langsung mengevakuasi warga tadi.

Kata Hajah Een (66), warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi tersebut mengatakan, di sekitaran rumah yang dihancurkan memang terkenal angker. Apalagi rumah tersebut berada di pinggir Sungai Ciliwung.

"Di sini memang terkenal angker. Suka ada penampakan di kali itu memang. Kata orang sini, suka ada sosok dari Kali Ciliwung yang melintas," ujarnya.

Menurut warga sekitar, sosok makhluk yang kerap kali melintas di RT 14 itu adalah sosok buaya putih dan lembu berwajah seram.

"Sosok buaya putih dan lembu berwajah aneh itu yang diperkirakan terganggu akibat penggusuran, sehingga terjadi kesurupan," katanya.

Bahkan, katanya, kali tersebut seringkali memakan korban. Contohnya saja seperti setahun yang lalu, katanya sempat ada warga sekitar yang cucunya hanyut di kali saat sedang mandi.

"Suka ada yang hilang kalau mandi. Belum lama, cucu warga RT 14 lupa saya namanya, empat cucunya hanyut. Yang ketemu cuma satu di pintu air Pejompongan, sisanya hilang. Itu kejadian setahun lalu," katanya.

Sementara itu, berbeda dengan Hajah Een, Syamsudin(56) warga yang ditemui di lokasi mengatakan bahwa sosok buaya putih dan lembu berwajah seram itu memang benar ada. Karena, dia pernah melihatnya walau hanya sekali. Katanya, biasanya jika mereka menampakkan wujudnya, berarti ada sesuatu yang akan terjadi di kali tersebut.

Selanjutnya... Makam tua di dalam rumah makan...




Makam tua di dalam rumah makan

Satu hal yang menarik yang tersisa dari Kampung Pulo ialah tentang makam berusia tua yang berada di dalam sebuah rumah makan.

Berdasaran penelusuran VIVA.co.id, makam itu konon tempat peristirahatan terakhir seorang warga Kampung Pulo bernama Haji Palaq.

Namun, tak seorang pun yang mengetahui, siapa sebenarnya Haji Palaq itu. Karena, makam itu sudah ada sejak Kampung Pulo masih berupa lahan kosong tanpa penghuni puluhan tahun silam.

Seorang pria pedagang minuman ditemui di lokasi menceritakan, makam di dalam rumah makan itu terpaksa tak dibongkar, meskipun di atas dan sekelilingnya telah berdiri bangunan.

"Tidak ada yang tahu keluarganya, jadi tidak dibongkar," ujar pria yang tak mau menyebutkan namanya itu, Senin 24 Agustus 2015.

Selain karena tak ada keluarganya, konon, pemilik bangunan juga tak berani memindahkan makam Haji Palaq karena takut terjadi hal yang di luar nalar.

"Saya juga awalnya nggak tahu di situ ada makam, saya tahunya di situ rumah makan. Jadi, waktu dulu pernah ada yang buang limbah air panas di situ, terus kejang-kejang, dari situ yang punya rumah baru cerita kalau di situ ada makam," ujar pedagang minuman ringan itu.

Memang, tak ada ada lagi gundukan tanah dan batu nisan di makam itu, karena semua sudah ditutupi lapisan lantai semen.

Rumah makan itu termasuk dalam wilayah yang harus disterilkan dari bangunan. Karena itu, makam akan dibongkar untuk dipindahkan ke tempat lain sebelum bangunan rumah makan itu diratakan.

"Kata yang punya, dia bakal membongkar sendiri, kalau pakai alat berat takut rusak," katanya.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

Ahok Ditantang Datang ke Rusunawa Jatinegara Barat

Warga ingin membuat kontrak politik dengan Ahok

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2016