Sumber :
- Twitter/@riantira
VIVA.co.id
- Kepolisian Daerah Metro Jaya tak mau gegabah memastikan motif di balik pembunuhan sadis terhadap sekretaris bos XL Axiata, Hayriantira, hanya berdasarkan pengakuan sang pembunuh, Andy Kurniawan alias Andi Wahyudi saja.
Karena, dalam beberapa kali pemeriksaan, Andy selalu tak pernah bisa mengatakan hal yang sebenarnya. Pernyataan yang diberikannya selalu berubah-ubah.
Awalnya, pria berusia 38 tahun itu pernah mengatakan, bahwa ia nekat membunuh Rian karena kesal dengan ucapan bernada hinaan seputar kejantanannya.
Lalu, dalam pemeriksaan selanjutnya, Andy beralibi, pembunuhan itu dilakukannya karena permasalahan bisnis yakni tender pengadaan alat pemadam kebakaran XL Axiata.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Karena, dalam beberapa kali pemeriksaan, Andy selalu tak pernah bisa mengatakan hal yang sebenarnya. Pernyataan yang diberikannya selalu berubah-ubah.
Awalnya, pria berusia 38 tahun itu pernah mengatakan, bahwa ia nekat membunuh Rian karena kesal dengan ucapan bernada hinaan seputar kejantanannya.
Lalu, dalam pemeriksaan selanjutnya, Andy beralibi, pembunuhan itu dilakukannya karena permasalahan bisnis yakni tender pengadaan alat pemadam kebakaran XL Axiata.
"Nanti berkembang ke konstruksi alibi, sebelum ke motif. Alibi itu merangkai antara lain TKP, hubungan korban dengan tersangka dan sebaliknya. Misalnya, keluarga tahu, teman-temannya juga tahu. Otomatis keluarga dan teman serta istri AW akan diperiksa," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, Selasa 11 Agustus 2015.
Untuk membuktikan, apa yang melatarbelakangi Andy menghabisi wanita yang sempat disetubuhinya itu di kamar Hotel Cipaganti, Garut.
Selanjutnya... Saat terakhir Rian dibunuh...
Saat terakhir Rian dibunuh
Sementara itu, dalam pra rekonstruksi pembunuhan yang pernah digelar Polda Metro Jaya dan Polres Garut di lokasi pembunuhan itu pada Kamis 6 Agustus 2015 lalu.
Terungkap bagaimana pembunuhan terhadap Rian itu terjadi. Andy yang dihadirkan dalam pra rekonstruksi memperagakan proses kedatangan ia dan korban di dalam hotel hingga akhirnya membunuh Rian.
Pada sekitar pukul 13.00 WIB, 30 Oktober 2014, Rian tiba bersama Andy di kamar nomor lima Hotel Cipaganti. Rian terlebih dahulu masuk ke dalam kamar disusul oleh Andy yang sempat menelepon seseorang sesaat setelah keluar dari mobil Honda Mobilio milik korban.
Setelah itu, keduanya terlibat perbincangan di dalam kamar hingga keduanya akhirnya berhubungan badan.
Dalam aksi ranjang itu, Andy mengaku kepada penyidik bahwa Rian melontarkan kata-kata bernada hinaan tentang kejantanannya.
"Pengakuan Andy, ia berusaha untuk sabar, tapi korban terus saja menghina tersangka hingga akhirnya tersangka marah dan membekap Rian dengan bantal," kata Krishna Murti.
Mendapatkan serangan itu, Rian tidak hanya diam, ia berusaha melawan, tapi akhirnya perlawanan itu sia-sia. Rian pun meregang nyawa setelah wajahnya dibekap dengan keras oleh Andy.
Selanjutnya... Rian meregang nyawa di adegan 9...
Rian meregang nyawa di adegan 9
Rian menghembuskan napas terakhir di adegan ke sembilan yang diperagakan Andy dalam pra rekonstruksi itu.
Setelah memastikan wanita berusia 37 tahun tak bernyawa, Andy membopong jasad Rian dalam kondisi tanpa busana ke kamar mandi.
Andy meletakkan tubuh kaku korban di dalam bak rendam yang sudah berisia air panas dengan posisi tubuh tengkurap. Andy lalu menyalakan dua kran air panas.
Setelah itu, Andy keluar dari kamar mandi sambil mengunci pintu kamar mandi dari luar. Tanpa rasa belas kasihan, Andy pergi begitu saja meninggalkan jasad Rian setelah sebelumnya membawa semua barang berharga milik Rian.
Jasad Rian baru ditemukan keesokan harinya, 31 Oktober 2014 dalam kondisi sebagian tubuh telah mengalami pembusukan.
Saat itu, Polres Garut yang menangani kasus temuan jasad Rian tak mampu menguak misteri pembunuhan itu karena minimnya barang bukti yang ditemukan di lokasi pembunuhan.
Wakil Kepala Polisi Resor Garut, Kompol Anton Firmanto, selain rekaman kamera pemantau CCTV, tim identifikasinya hanya menemukan barang bukti berupa celana dalam milik korban saja.
"Tak ada barang bukti sedikit pun, identitas korban dan pakaian semua tidak ada di tempat, kecuali celana dalam korban," kata Anton.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Nanti berkembang ke konstruksi alibi, sebelum ke motif. Alibi itu merangkai antara lain TKP, hubungan korban dengan tersangka dan sebaliknya. Misalnya, keluarga tahu, teman-temannya juga tahu. Otomatis keluarga dan teman serta istri AW akan diperiksa," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, Selasa 11 Agustus 2015.
