Kisah Mengerikan Mereka yang Hidup di Makam-makam Jakarta

TPU Kawi-kawi
Sumber :
  • Foe Peace - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Tempat Pemakaman Umum atau biasa disingkat TPU adalah kawasan yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan disediakan untuk masyarakat umum yang membutuhkannya. TPU ini berada dalam pengawasan, pengurusan, dan pengelolaan pemerintah daerah itu.

Dalam penggunaan lahan TPU untuk , dikelompokkan berdasarkan agama yang dianut oleh orang yang dikebumikan di tempat itu. Selain itu, ukuran tanah untuk makam disediakan maksimal 2,50 x 1,50 meter dengan kedalaman sekurang-kurangnya 1,50 meter dari permukaan tanah.

Seiring berkembangnya zaman, TPU kini ternyata bukan hanya jadi tempat peristirahatan bagi mereka yang sudah tak lagi bernyawa. Banyak orang yang memanfaatkan lahan itu untuk didiami sementara waktu ataupun selamanya hingga ada teguran dan penggusuran dari pemerintah setempat.

Misalnya saja seperti di TPU Pasar Baru Barat, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Petugas Suku Dinas Pemakaman Jakarta Pusat terpaksa membongkar paksa puluhan hunian yang berdiri di atas lahan pemakaman itu.

"Kami bongkar karena memang tidak boleh ada bangunan di areal kuburan. Apalagi, tidak baiklah tidur di atasnya," kata Kasudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat, Themy Kendra Putra baru-baru ini.

Selanjutnya... Hidup di atas Makam Kawi-kawi...

Bus Putra Sulung Tertabrak Kereta Api di OKU Timur, Penumpang Berhamburan

Hidup di atas Makam Kawi-kawi

Bukan hanya TPU Pasar Baru Barat saja. Tapi, banyak TPU di Jakarta  yang memang kerap dijadikan tempat tinggal oleh warga-warga yang tidak bertanggung jawab.

Pengakuan Mengejutkan David Da Silva Usai Hattrick ke Gawang Mantan

Tapi, karena tegasnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekarang ini terhadap pelanggaran itu, TPU-TPU di Jakarta Pusat sekarang ini sudah mulai bersih dari hunian.

Misalnya saja di TPU Kawi-Kawi, Johar Baru, Jakarta Pusat. Dulu, makam-makam di areal TPU itu pun banyak dijumpai bedeng-bedeng yang didirikan warga untuk tempat tinggal.

Menurut salah satu warga yang juga bertugas menjaga TPU Kawi-Kawi, Iwan, kini TPU Kawi-Kawi telah bersih dari aksi orang-orang yang membangun dan tinggal di dalam bedeng di atas makam.

Baca juga:

Menciptakan Produk Berkelanjutan Bukan soal Ramah Lingkungan Saja

Menurut pria berusia 43 tahun itu, pada 2012, TPU Kawi-Kawi mulai bersih dari rumah dan hunian. "Kalau dulu, banyak yang tinggal di atas makam di sini. Tapi, tahun 2012 itu terakhir, karena habis itu dibongkar oleh pihak kelurahan dan pemda," ujarnya kepada VIVA.co.id.

Bahkan, Iwan mengaku sempat berteman dengan salah satu pria yang pernah tinggal di atas makam di TPU yang ia jaga tersebut sekarang ini.

Iwan mengatakan, nama temannya Darno berasal dari Medan. Iwan menjelaskan, dulu saat Darno tinggal di atas makam ia sempat bertanya kenapa mau tinggal di atas makam.

Kata Iwan, Darno menjawab karena keterbatasan uang untuk menyewa rumah kontrakan. Sementara itu, ia merantau ke Jakarta tanpa modal yang banyak, dan mengadu nasib untuk mencari nafkah menghidupi keluarganya di Medan.

"Dulu saya kenal yang tinggal di atas makam di sini, Darno namanya. Ia bilang ke sini cari nafkah, dia tak sanggup sewa kontrakan, sehingga dia pilih buat bedeng dan tinggal di kuburan," Iwan mengisahkan.

Selanjutnya... Dihantui makhluk penunggu makam...




Dihantui makhluk penunggu makam

Iwan pun menceritakan tentang keluh kesah Darno selama tinggal di atas makam. Kata Iwan, Darno pernah bercerita banyak soal apa yang dia rasakan selama tinggal di atas makam.

Mulai dari saat tidur Darno dikejutkan dengan penampakan orang tinggi besar di depan wajahnya serta kemunculan potongan kepala yang menggelinding.

"Wah, banyak cerita dari dia soal tinggal di atas makam. Kalau mandi tuh, dia di pompa yang biasa peziarah pakai untuk cuci tangan dan kaki, nggak ada pintunya. Kalau malam, dia katanya suka diketawain sama kuntilanak. Kalau lapar, Darno dulu makannya di warteg di depan gang, kan bukanya 24 jam," katanya lagi.

Meski demikian, Iwan mengaku, sangat kagum terhadap apa yang dilakukan oleh Darno. Sebab, Darno cukup lama tinggal di atas makam di TPU Kawi-Kawi tersebut. Padahal, lanjut Iwan, TPU Kawi-Kawi terkenal keangkerannya.

Baca juga:

Walaupun kini TPU Kawi-Kawi telah bersih dari bedeng- bedeng warga yang tinggal di dalamnya, saat VIVA.co.id berkunjung ke TPU itu, masih saja terlihat ada beberapa bangunan-bangunan semi permanen yang berdiri di sana.

Setelah dilihat lebih dekat lagi, ternyata bangunan semi permanen tersebut adalah kandang-kandang burung merpati milik warga sekitar yang sengaja dibuat di aeral TPU.

Selain kandang burung, terlihat pula banyak sampah-sampah di areal TPU tersebut. Warga sekitar pun, terlihat banyak yang melakukan aktivitas di kawasan tersebut, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa, mulai dari bermain burung dara hingga bermain catur.

Bongki (40), warga yang bermukim di sekitar TPU mengaku tak keberatan bila nantinya kandang-kandang burung warga itu dibongkar.

"Kalau kandang burung, itu punya warga, daripada ditembok luar gang, kan mending di areal TPU. Kalau mau dibongkar oleh pemda, yah, tidak apa, bongkar saja silakan. Kami berani bikin, berani dibongkar," kata Bongki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya