Harga Daging Meroket, Pedagang Pasar Induk Mogok Berjualan

Pedagang Daging Sapi
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id
Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi
- Tingginya harga daging sapi membuat hampir seluruh pedagang daging sapi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mogok berjualan.

Pengusaha Daging Permainkan Harga, Mendag Cabut Izin Usaha

Aksi mogok ini dilakukan mulai hari ini Minggu 9 Agustus 2015 dan rencananya hingga Rabu 12 Agustus 2015 mendatang.
Mendag: Pengusaha Boleh Ambil Untung Tapi Jangan Berlebihan


Berdasarkan pantauan
VIVA.co.id
sejak siang tadi, suasana di Pasar Induk Kramat Jati berbeda dengan hari biasanya. Seluruh kios daging di pasar itu tampak sepi. Tidak ada satu pun pedagang yang berjualan. Beberapa pedagang terlihat hanya duduk-duduk di sekitar kios mereka berjualan.


Seorang pedagang sapi, Endang (35 tahun) mengatakan, aksi mogok jualan ini dilakukan lantaran para pedagang ingin harga daging turun.


Ia mengaku para pedagang se-Jabodetabek telah mendapat imbauan dari Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (APDASI) untuk melakukan aksi mogok ini. Endang menyebutkan, sejak sebelum lebaran harga daging sapi mencapai Rp 120 ribu per kilogram.


Padahal dalam kondisi normal, lanjutnya, harga daging sapi berkisar antara Rp 90 ribu sampai Rp 95 ribu per kilogram. "Sampai sekarang harganya enggak turun juga. Mahal sekali, kan kasihan pelanggan kita juga," kata Endang, Minggu 9 Agustus 2015


Ia bisa saja menaikkan harga hingga Rp 140 ribu sampai Rp 150 ribu per kilogram. Namun Endang yakin, pembeli akan berpikir ulang untuk membeli daging sapi yang dinilainya terlalu mahal.


Endang menuturkan, mahalnya harga daging sapi ini adalah kali kedua yang terjadi di pasaran. Kondisi yang serupa juga pernah terjadi pada tahun lalu. Menurutnya, pembatasan impor daging sapi dari Australia menjadi penyebab naiknya harga tersebut. Sementara untuk mencari daging sapi lokal pun juga dirasanya semakin susah.


"Pedagang cuma pengen harganya normal lagi. Pemerintah harusnya turun langsung ke lapangan, cek harga. Kalau seperti ini kami juga yang kesulitan," imbuhnya.


Sementara itu seorang pembeli, Eni (27 tahun), mengaku tak tahu para pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati mogok berjualan. Ia yang semula akan membeli tiga kilogram daging sapi pun mengurungkan niatnya. "Sudah lama ya dengar isu itu (mogok jualan), tapi enggak tahu kalau sekarang beneran berhenti. Memang mahal sih harganya. Mungkin nanti cari daging sapi di supermarket," katanya.


Terkait hal ini, Kepala Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Timur, Bayu Sari Hastuti, akan mengecek kondisi lapangan Senin 10 Agustus 2015 besok.


Ia akan memastikan apakah para pedagang mogok berjualan hanya karena mendapat surat imbauan dari APDASI atau memang stok daging yang berkurang. Pihaknya juga akan melakukan koordinasi bersama dinas terkait untuk membahas rencana pelaksanaan operasi pasar.


"Besok akan ada staff yang mengecek ke lapangan. Jangan sampai ada pedagang yang sama sekali tidak berjualan, kasihan konsumennya," kata Bayu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya