Rumah Sakit Tolak BPJS, Pasien Harus Bayar Rp150 Juta

Demo di kantor BPJS Depok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id -
28 Orang Pegang Kartu BPJS Palsu di Koja
Malang nian nasib Aldoria dan suami. Pasangan itu harus menanggung tagihan hingga ratusan juta rupiah setelah anak mereka lahir prematur dan mengalami penyakit lain.

Bayi Usus Terburai Ini Butuh Ditangani di NICU

Pada hari ketiga sejak lahir, bayi tersebut mengalami kebocoran usus sehingga membuat rusah sakit bertindak cepat dengan melakukan operasi.
Tersangka Pemalsu Kartu BPJS Bertambah


Kini bayi mungil tersebut dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan dirawat di ruang khusus. Namun orangtua bayi ini resah ketika melihat tagihan rumah sakit yang terus membengkak. Padahal mereka sudah menunjukan kartu BPJS Kesehatan ke rumah sakit.


Ternyata, BPJS yang sengaja didaftarkan jauh-jauh hari oleh orangtua bayi ini tidak berlaku. Jadi, orangtua kebingungan untuk membayar tagihan biaya kesehatan anak mereka.


Atas kejadian itu, ratusan orang berdemonstrasi di kantor BPJS di Jalan Margonda Depok, Kamis 6 Agustus 2015. Mereka mendesak agar BPJS segera mengaktifkan klaim asuransi orangtua.


Aksi mereka sempat diwarnai ketegangan lantaran massa memaksa masuk dan bertemu langsung kepala cabang BPJS Depok.


"Kenapa peserta BPJS Ibu Aldoria ditolak? Padahal dia sudah membayar iurannya. Tapi kenapa sampai sekarang klaim asuransinya tidak keluar," ujar Roy Pangharapan, Ketua Dewan Kesehatan Rakyat.


Padahal,  Aldoria sudah mendaftar sejak 10 Juni 2015, jauh-jauh hari sebelum bayinya lahir pada tanggal 18 Juni 2015.


"Katanya aktif tanggal 24 Juni, tapi nyatanya sampai saat ini belum juga aktif, masih ditolak," kata Roy.


Di tempat yang sama, ayah bayi malang tersebut, Ignasius Sumardi, warga Pancoran Mas Depok, mengaku sudah mengikuti prosedur yang berlaku. Ia mengikuti BPJS untuk kelas satu dengan iuran Rp69 ribu per bulan.


"Saya sudah ikuti semua aturannya. Anak saya saat ini masih berada di RSCM, di ruang ICU karena ada sakit di bagian dalam. Dari awal saya sudah mengikuti BPJS, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan dan saya justru terus mendapat tagihan hingga senilai Rp 150 juta-an," ucap pria yang berprofesi sebagai buruh harian lepas ini dengan nada sedih. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya