Ini Kemiripan LRT dan Kereta Listrik

LRT.
Sumber :
  • https://edorusyanto.wordpress.com
VIVA.co.id
Ini Jalur LRT yang Siap untuk Asian Games
- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai pada dasarnya, moda transportasi kereta rel ringan, atau Light Rail Transit (LRT) tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan moda transportasi kereta api yang selama ini telah beroperasi.

Standar Rel Kereta Ringan Akhirnya Disepakati

"Enggak beda dengan kereta," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis 2 Juli 2015.
Menhub Jonan Larang Adhi Karya Jadi Operator LRT


Ahok menjelaskan, baik LRT, maupun kereta api memiliki bentuk dan ukuran gerbong, serta lebar rel yang sama. Hanya saja, LRT disebut sebagai kereta rel ringan karena berbeda dengan rangkaian kereta api pada umumnya, jumlah gerbong dalam moda transportasi LRT dibatasi hanya tiga gerbong saja untuk setiap rangkaiannya.


Hal ini dilakukan, karena jalur LRT dirancang untuk dibangun di ruang udara yang terletak di antara bangunan-bangunan kota, serta berdiri di atas ketinggian tanah yang berbeda-beda.


"Lokomotifnya cuma narik tiga gerbong, supaya dia gampang nekuk dan gampang naik," ujar Ahok.


Ahok merasa tak perlu melakukan paparan publik, atau
public hearing
seperti lazimnya dilakukan pemerintah untuk memaparkan proyek pembangunan infrastruktur baru yang memakai anggaran daerah kepada masyarakat.


Pemerintah Provinsi DKI tidak menggunakan dana APBD secara langsung untuk membiayai pembangunan proyek moda transportasi itu.


DKI membiayai proyek melalui mekanisme Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) yang akan dicantumkan baik pada APBDP DKI 2015 dan APBDP DKI Tahun 2016, yang kemudian akan diberikan kepada PT Jakarta Propertindo yang selanjutnya ditugasi untuk membangun LRT melalui SK Gubernur.


Ahok mengatakan, pembangunan moda transportasi itu tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI. Masyarakat, kata dia, juga telah mengenali teknologi LRT yang tak berbeda dengan kereta api. "LRT itu cuma bahasa kerennya aja," ujar Ahok.


Pembangunan LRT, termasuk kepada program pengembangan sektor transportasi massal Pemerintah Provinsi DKI di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.




Dalam perencanaannya, moda transportasi LRT direncanakan memiliki tujuh koridor yang menghubungkan berbagai wilayah di Jakarta. Koridor-koridor tersebut adalah Koridor I (Kebayoran Lama - Kelapa Gading) sepanjang 21,6 kilometer, Koridor 2 (Tanah Abang - Pulo Mas) sepanjang 17,6 km, Koridor 3 (Joglo - Tanah Abang) sepanjang 11 km, Koridor 4 (Puri Kembangan - Tanah Abang) sepanjang 9,3 km, Koridor 5 (Pesing - Kelapa Gading) sepanjang 20,7 km, Koridor 6 (Pesing - Bandara Soekarno - Hatta) sepanjang 18,5 km, dan Koridor 7 (Cempaka Putih - Ancol) sepanjang 10 km.


Koridor 1 dari moda transportasi itu ditargetkan bisa beroperasi selambat-lambatnya pada saat DKI menjadi tuan rumah pesta olahraga bangsa-bangsa se-Benua Asia, Asian Games di 2018.


Sebagai inisiasi pelaksanaan proyek, Pemerintah Provinsi DKI akan membangun jalur awal Koridor 1 dengan menggunakan anggaran sebesar Rp500 miliar yang akan dimasukkan ke dalam rincian APBD Perubahan DKI Tahun 2015. Seperti diketahui, karena adanya kisruh APBD DKI Tahun 2015, perancangan APBDP tahun ini dilakukan dengan berlandaskan Peraturan Gubernur. Penyusunannya tidak membutuhkan persetujuan dewan.


Usai tahap awal pembangunan LRT rampung dilaksanakan, DKI akan mulai melakukan pembangunan penuh moda transportasi itu di 2016, dengan menggunakan anggaran pada APBD DKI Tahun 2016. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya