Ribuan Ton Sampah Bantargebang Bakal Dikelola Jadi Listrik

Ilustrasi pengais sampah.
Sumber :
  • ANTARA/Aditya Pradana Putra
VIVA.co.id
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi
- Ribuan ton sampah di tempat pembuangan akhir Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, bakal dikelola menjadi pembangkit listrik. Sampah-sampah itu akan dimusnahkan dengan dibakar dengan teknik khusus, sehingga dapat menghasilkan energi listrik.

PMA Tak Merata Akibat Kurang Listrik

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengakui bahwa timbunan sampah di Bantargebang sudah menjadi permasalahan mendesak. Tak ada cara paling efektif untuk mengatasinya, kecuali dibakar. Tetapi upaya itu bakal sia-sia kalau hanya dibakar. Maka, Pemerintah Kota menginginkan pembakaran dapat bermanfaat dan dijadikan sumber energi listrik.
Strategi Menteri Arcandra Targetkan PLTP 7.000 MW


"Makanya, pemusnahan sampah ini sangat perlu dilakukan, terlebih bisa menghasilkan listrik," kata Rahmat, kemarin.

Wali Kota menjelaskan, setiap hari jumlah sampah yang masuk ke TPA Bantargebang mencapai 1.500 ton. Sampah sebanyak itu begitu cepat memenuhi zona pembuangan sampah yang mencapai dua hektare dalam kurun enam bulan.


Pemerintah Kota bekerja sama dengan perusahaan swasta, PT Nusa Wijaya Abadi untuk memusnahkan sampah itu. Dia meyakini, sistem pembakaran akan berdampak positif, sebab dari pembakaran itu, akan menghasilkan energi listrik.


Pemerintah Kota bekerja sama dengan PT Nusa Wijaya Abadi akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah dengan technology zero waste menjadi energi listrik di TPST Sumurbatu .


Investasi Rp700 miliar


Chief Executive Officer PT Nusa Wijaya Abadi Industries Group, Teddy Sujarwanto, mengatakan, perusahaannya akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan teknologi zero waste. Teknologi itu akan membakar sampah yang dipadu dengan air. Dari proses pembakaran itu, akan menghasilkan uap yang mampu menggerakan turbin.


"Satu ton sampah per jam yang dibakar bisa menghasilkan 250 kilowatt atau bisa menyuplai 125 kepala keluarga, dengan kekuatan listrik di masing-masing kepala keluarga 2.000 watt," katanya.


Teddy memastikan, mesin yang digunakan ini sangat ramah lingkungan. Berbeda dengan sistem pembakaran sampah lain yang hanya bersuhu 100-200 derajat celcius. Dia mengklaim, pembakaran sampah menggunakan alatnya mampu mencapai suhu 1.000 derajat celcius. Dengan suhu sebesar itu, gas dioksin sisa pembakaran sampah secara otomatis menghilang.


"Kalau hanya dibakar dengan suhu 100 derajat celcius, sisa pembakaran sampah akan menghasilkan gas dioksin. Gas tersebut sangat menganggu kesehatan, makanya bila ada warga yang membakar sampah itu merupakan hal yang salah," jelasnya.


Teddy menjelaskan, secara keseluruhan dia akan memasang delapan alat pembakaran dengan total investasi sebesar Rp700 miliar. Alat-alat itu dipasang secara bertahap. "Untuk tahap pertama kita akan membangun alat yang mampu membakar sampah hingga 384 ton per hari. Apabila dihitung, maka alat itu bisa menghasilkan listrik sebesar 2,3 megawatt," ujarnya.


Sedangkan tahap selanjutnya, Perusahaan akan menambah enam mesin sampah yang masing-masing berkapasitas 2x2,3 Megawatt, 2x4 megawat, dan 2x6 megawatt. Secara keseluruhan mesin itu mampu membakar sampah hingga 2.450 ton dan menghasilkan listrik hingga 29,2 megawatt.


Teddy mengungkapkan, tahap pembangunan mesin pertama memerlukan waktu hingga sembilan bulan. Pembangunan disusul tahap kedua yang memerlukan waktu 12 bulan, tahap ketiga selesai dalam 15 bulan, tahap empat rencananya selesai dalam 18 bulan, terakhir tahap 5-8 setiap enam bulan.


"Apabila ditotal, maka delapan unit mesin ini akan selesai dibangun selama 42 bulan. Saya yakin, tumpukan sampah di sini akan terus berkurang bila alat ini selesai dibuat," katanya.


Hemat biaya


Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdillah, menambahkan, mesin itu akan menghemat biaya pengolahan sampah senilai Rp5 miliar. Uang sebesar itu digunakan hanya untuk meratakan sampah menggunakan ekskavator.


Meski Pemkot menerapkan sistem itu, Abdillah tetap akan melakukan perluasan zona TPA. Pasalnya, zona yang sudah ada kini bakal penuh hingga September 2015. "Bulan depan kita akan memperluas zona hingga dua hektare, karena kalau tidak segera dilaksanakan akan terus menumpuk sampahnya," ujarnya.


Kapasitas penampungan sampah di tempat pembuangan akhir Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi diperkirakan bakal penuh pada September 2015. Lahan seluas 15,8 hektare yang terdiri dari lima zona itu telah terisi sampah hingga dua juta meter kubik.


Apabila dalam waktu dekat tidak ada perluasan zona penampungan sampah, dipastikan gunungan sampah di sana bisa lebih tinggi dari sekarang yang mencapai 20 meter.


Makhsanuddin Kurniawan/Bekasi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya