- Fajar GM
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyampaikan sejumlah kendala selama memimpin Jakarta di hadapan ratusan delegasi asing peserta seminar internasional pembangunan kota 'New Cities Summit' di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan.
Terkait dengan pelayanan terhadap masyarakat, Ahok menyampaikan kalau kendala yang ada justru karena kinerja bawahannya sendiri. Dalam program Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) misalnya, kebiasaan mengambil keuntungan dari pelayanan kepada warga telah membudaya di lingkungan Pemprov DKI dan itu sulit dihilangkan.
Karena itu, sejak 2012, bersama dengan Gubernur Joko Widodo, pemerintahan DKI menerapkan kebijakan reformasi birokrasi. Kebijakan itu diperkuat saat ia menjadi gubernur pada 2012.
Selama kebijakan itu dilaksanakan hingga 2015, Ahok mengatakan telah merotasi, memutasi, hingga mendemosi sebanyak 5.325 pejabat DKI.
Perlawanan dari internal Pemprov DKI terhadap pelaksanaan visi 'Jakarta Baru', kata Ahok, hingga kini masih ada. Namun, setidaknya, Ahok mengatakan, dengan jajaran Pemprov DKI yang lebih bersih, ia kini telah berhasil menginisiasi pelaksanaan berbagai proyek pembangunan yang tertunda bertahun-tahun seperti MRT, LRT, normalisasi kali, hingga reklamasi.
Berbagai inisiasi itu, kata Ahok, diharapkan bisa membuat cita-cita kota Jakarta sebagai sebuah kota megapolitan yang maju akhirnya bisa tercapai meski dia sudah tidak menjabat sebagai Gubernur DKI lagi.
"Apa yang ada di pikiran kita sekarang sama, bagaimana caranya membangun kota kita," ujar Ahok.