Dua PRJ Bikin Retak Hubungan Ahok dan Djarot

Jakarta Fair
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Harmonisasi duet Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama, dengan Wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, sedang mendapat "cobaan."
Retaknya hubungan duo pemimpin Ibu Kota itu, ironisnya, dipicu dari perhelatan tahunan bernama Pesta Rakyat Jakarta (PRJ).

Pertama Kali ke PRJ, Ammar Zoni Antusias Cari Helm

Seharusnya PRJ jadi ajang kemeriahan bagi masyarakat untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta yang ke-488, apalagi dirayakan di dua tempat. Namun, baru saja dimulai, PRJ malah jadi lahan konflik baru bagi Ahok.

Tahun ini, PRJ serentak berlangsung di dua tempat. Pertama, seperti biasa, berlangsung di arena JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Sedangkan yang satu lagi, dan baru kali ini pertama terjadi, berlangsung di Senayan.

Penyebab Kebakaran di PRJ Masih Gelap

Nah, PRJ yang baru itu yang membuat hubungan Ahok dan Djarot terlihat tidak akur. Awalnya, Ahok memang tak langsung menunjuk Djarot karena masalah duo PRJ itu.

Dia hanya melayangkan tudingan bahwa Djarot telah membela panitia penyelenggara PRJ Senayan, padahal penyelenggaraannya kacau balau. "Pak Djarot ini dia pikir mau menolong yang kecil. Dia enggak tahu saja kalau yang kecil banyak juga yang main di kita," ujar Ahok.

Ahok melampiaskan kekesalannya dengan menyebut panitia PRJ Senayan telah memanfaatkan kehadiran Wagub Djarot dalam peresmian untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dari pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Jakarta.

PRJ Senayan 2015 dihelat sebagai bentuk perayaan dalam rangka menyambut HUT DKI Jakarta yang ke-488. PRJ Senayan awalnya menjanjikan para pelaku UMKM untuk mendapatkan lahan secara gratis tanpa biaya pungutan apa pun.

Tapi, pada kenyataannya, panitia penyelenggara masih menarik pungutan kepada peserta antara Rp2 juta hingga Rp8 juta untuk satu kios.

"Sekarang kan pedagang dirugikan, ditarik Rp 2 juta dan listrik semua enggak dipenuhi. Makanya saya bilang ke Pak Wagub, kita sudah pernah coba di Monas waktu sama Pak Jokowi. Jadi ini semua main manfaatin kita. Cari duit doang," ujar Ahok.

"Dia (panitia PRJ Senayan) pintar itu resmiin dan catut nama Pemprov supaya banyak orang mau ikut. Duit orang diambil, kan kurang ajar," kata Ahok.

Selanjutnya... Panas di PRJ Lari ke Politik...



Panas di PRJ Lari ke Politik

Masalah duo PRJ dan penilaian buruk terhadap pelaksanaan PRJ Senayan ternyata tak cukup hanya sampai pada masalah pungutan yang dibebankan panitia PRJ Senayan kepada pelaku UMKM yang menjajakan produk dan jasanya saja.

Suasana semakin memanas seperti semakin meningkatnya suhu cuaca Jakarta di musim kemarau 2015 ini. Ahok tiba-tiba saja menyebut Djarot sebenarnya bukanlah pasangannya dalam memimpin Jakarta.

"Untuk kasus Pak Djarot di DKI ini, Wakil Gubernur bukan pasangan Gubernur," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 1 Juni 2015.

Ahok bahkan mengatakan, Djarot dilantik langsung oleh dirinya untuk menduduki jabatan Wakil Gubernur dengan berlandaskan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2015 dan bukan hasil perjuangan bersama di pemilihan gubernur.

Ahok mengatakan, penggunaan Perppu itu pada saat itu memberi kewenangan kepada dirinya untuk memilih langsung wakilnya dan mengajukannya kepada Presiden Joko Widodo.

Djarot pun dilantik langsung oleh Ahok pada tanggal 17 Desember 2014. Djarot tidak dilantik oleh DPRD DKI sebagaimana lazimnya seorang wakil gubernur dilantik. Dengan begitu, Ahok menyebut, posisi Djarot saat ini tidak berbeda dengan posisi 4 Deputi Gubernur yang selama ini membantunya merumuskan kebijakan di DKI.

"Dia itu enggak beda dengan jabatan deputi sebetulnya," ujar Ahok.

Selanjutnya... Menjawab dengan Dingin...



Menjawab dengan Dingin


Djarot Saiful Hidayat, rupanya tak hanya bisa diam saja dengan tudingan tanpa dasar yang dilayangkan rekannya di pucuk pimpinan Ibu Kota Jakarta itu.

Mantan anggota DPR yang juga mantan Wali Kota Blitar itu menjawab semua tudingan Ahok dengan dingin dan berdasar.

Djarot mengatakan, kasus PRJ Senayan hanya sebuah kesalahpahaman. Djarot menegaskan dirinya tidak pernah menerbitkan atau memberikan surat perizinan kepada pihak panitia PRJ Senayan 2015, melainkan hanya berupa surat dukungan.

Surat dukungan tersebut diberikan Djarot karena panitia berdalih bahwa kegiatan PRJ Senayan 2015 dimaksudkan untuk mengembangkan para pelaku UMKM.

"Kami sudah bahas ini dalam rapat, dan it’s ok karena non-APBD. Kami memberi dukungan penuh, bukan izin karena ini adalah usulan dari masyarakat yang akan mengadakan pesta perayaan HUT Jakarta. Bukan surat izin, tapi surat dukungan," jelas Djarot.

Selain itu menurut Djarot, surat dukungan yang dibuatnya juga sudah melalui sebuah proses terlebih dahulu, yakni melalui proses verbal dalam rapat dan pertemuan bersama dengan Asisten Bidang Perekonomian, Asisten Bidang Pemerintahan dan juga oleh panitia HUT DKI.

"Setelah itu baru saya tanda tangan," katanya.

Djarot menuturkan, ia juga yakin jika surat itu seharusnya sudah sampai ke tangan Ahok sebagai Gubernur. Karena dalam surat itu tercatat tembusan akhirnya tertuju pada Gubernur.

"Mungkin Pak Gubernur lupa, karena kan dia banyak sekali urusannya, harus dimaklumi. Dan kemarin saya juga sudah sampaikan tentang acara ini, tak ada masalah," ujar Djarot.

Djarot mengungkapkan, ia memberikan dukungan terhadap terlaksananya PRJ Senayan 2015 adalah karena Pemprov DKI Jakarta ingin mendukung para pelaku UMKM, yang ingin mengembangkan usaha mereka.

Namun, ia mengaku tidak tahu menahu mengenai pungutan yang diminta dari pihak panitia terhadap UMKM untuk buka kios dengan tarif beragam itu.

"Ini kan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, jadi diakomodir dong, diberikan ruang dan peluang bagi UMKM untuk bisa beraktivitas di sana," papar Djarot.

Selanjutnya... Berburu Rupiah PRJ...



Berburu Rupiah PRJ

Event akbar tahunan khusus warga Ibu Kota ini bukan acara kacangan, banyak pihak yang ingin menyelenggarakan PRJ demi meraup keuntungan besar di baliknya.

Pada perayaan PRJ 2015 ini, berburu rupiah di PRJ sangat kentara dengan munculnya dua PRJ di dua lokasi berbeda, di Senayan dan di JIExpo Kemayoran.

Komisaris Umum PT JIExpo, Murdaya Poo menargetkan jumlah pengunjung PRJ 2015 bakal mencapai di atas lima juta orang.

Sasarannya dianggap wajar, lantaran jumlah pengunjung PRJ sejak 2012 hingga kini terus meningkat signifikan.

Pada 2012, jumlah pengunjung 4,5 juta orang, kemudian naik menjadi 4,8 juta orang pada 2013.

"Jakarta Fair tahun ini diharapkan terjadi transaksi bisnis antara para peserta pameran dan pengunjung melampaui Rp5 triliun," kata Murdaya.

Dengan munculnya, PRJ di Senayan, tentu saja akan berdampak pada menurunnya minat warga untuk berkunjung ke PRJ Kemayoran, meskipun PRJ Kemayoran dibuka lebih awal, Jumat 29 Mei 2015 dan dihadiri langsung oleh Ahok dan Wakl Presiden Jusuf Kalla.

Hal itu terbukti dengan pernyataan langsung Ahok yang mengajak semua warga DKI untuk meninggalkan PRJ Senayan dan berkunjung ke PRJ Kemayoran.

"Lebih baik ke JI-Expo saja (Jakarta Fair), mereka lebih banyak kasih ruangan untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang murah. Makanya dia perluas satu hektar," kata Ahok. (ren)

Lima Orang di Atap PRJ Berhasil Diselamatkan
Penutupan Pekan Raya Jakarta

JIExpo Pastikan Jakarta Fair Tetap Digelar

Pihak penyelenggara berharap Jakarta Fair dapat digelar akhir tahun.

img_title
VIVA.co.id
23 Juni 2020