Curahan Hati Warga Korban Penggusuran Paksa Anak Buah Ahok

Penggusuran Pinangsia
Sumber :
  • Muhammad Iqbal

VIVA.co.id - Puluhan warga RT 04 RW 06 Kelurahan Pinangsia, Jakarta Barat pasrah. Tak banyak kegiatan yang dilakukan selain memunguti barang-barang mereka yang berserakan di luar, setelah seharian penuh kediaman mereka digusur Pemerintah DKI Jakarta.

Setelah "bertarung" melawan Pol-PP, berteriak protes sembari pasrah menyaksikan rumah mereka dihantam alat penghalau massa, warga masih bertahan di lahan rumah mereka yang sudah rata dengan tanah.

Rizal Ramli tentang Ahok: Serahkan pada Tuhan Menghukumnya

Pantauan VIVA.co.id, warga yang terdiri dari bapak-bapak mendirikan tenda-tenda darurat, mereka akan memutuskan untuk tetap tinggal di atas lahan. Beberapa ibu-ibu masih terisak menangis, anak-anak berlarian kesana kemari seperti tidak ada masalah di lingkungan mereka.

Masih tersisa kelelahan diraut wajah Kokom, seorang ibu yang memang sejak pagi hari berjuang berjibaku melawan Pol-PP. Kepada VIVA.co.id, Kokom yang jari telunjuknya terluka karena sempat terjatuh saat melawan petugas, bercerita nasib puluhan warga yang tinggal di bantaran kali anak Ciliwung ini.

"Tadi jari saya luka karena terjatuh, tidak sadar sudah kesabet benda tajam, entah darimana. Tadi kita melawan aparat Pol-PP, beberapa ibu-ibu didorong hingga terpental ke semen, anak-anak yang lari ke dalam ruko ikut-ikutan dikeja,r" cerita Kokom saat aparat yang menggusur rumah mereka.

Ahok Tak Peduli Rusuh, Pasar Ikan Harus Ditertibkan

Marsa (40), salah seorang warga lainnya mengatakan, ia dan warga akan tetap bertahan, sebelum hak-hak mereka dipenuhi. Marsa mengaku puluhan warga ternyata belum mendapat rusun sebagai tempat tinggal pengganti.

"Bohong semua yang dikatakan Ahok, Annas (Wali Kota Jakarta Barat) itu, katanya kita diberi Rusun lah, saya dan beberapa warga sudah mengecek rusun tersebut, di Marunda, ternyata tidak ada," ujarnya.

Kopi Terakhir Pedagang Akik sebelum Lapaknya Digusur

Bahkan Marsa dan beberapa warga sudah bertemu dengan koordinator rusun Marunda. "Kata kordinatornya, belum ada arahan dari camat untuk menerima kami," lanjutnya.

Beberapa warga lainnya mengatakan, mereka sudah datang ke rusun yang sudah didata sebelumnya oleh Pemerintah, ketika mereka mendatangi, rusun tersebut sudah ada penghuninya.

Inilah yang dikeluhkan warga sehingga mereka tetap bertahan di lahan mereka, tepi Kali Ciliwung. Marsa dan puluhan warga lainnya bertekad akan tetap diam di tempat.

"Saya tidak akan pindah kemana-mana, sebelum hak saya dipenuhi sekalipun nyawa taruhannya," ujar Marsa.

Untung saja, pemilik ruko-ruko yang persis di depan rumah warga yang digusur, berbaik hati kepada puluhan warga dengan membantu mereka. Warga menumpang mandi, cuci dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya