Begini Kesulitan Bus Masuk Terminal Rawamangun

Terminal Bus Rawamangun Salah Desain
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Terminal Bus Rawamangun yang terletak di Jalan Perserikatan, Rawamangun dan dekat dengan pusat  perbelanjaan Arion Mall selalu menjadi sumber masalah kemacetan bagi masyarakat sekitar yang hendak melakukan aktifitas ke sekolah maupun ke kantor.

Renovasi terminal yang menghabiskan anggaran DKI Jakarta mencapai Rp47 miliar itu justru tidak memberikan hasil yang maksimal. Desain terminal pasca renovasi dinilai tidak efektif dan justru menyulitkan bus-bus besar untuk masuk dan parkir di terminal.

"Akses jalur sempit untuk bus besar, pertama karena terhalang bangunan Suku Dinas Jakarta Timur, lalu jalannya terlalu berbelok dan sangat dekat dengan pintu masuk, sehingga sulit bagi bus-bus itu untuk manuver masuk ke dalam," ujar Kepala Terminal Rawamangun, Yean Robert Simanjuntak, saat diwawancarai VIVA.co.id, Rabu, 27 Mei 2015.

Pantauan VIVA.co.id, jalur masuk untuk bus besar terdiri dari dua jalur, namun masing-masing jalur tersebut terlalu sempit dengan lebar hanya sekitar 2,5 meter. Di samping itu, jalur tersebut juga dibuat berbelok tajam.

Belokan pertama ditemui sejak bus akan masuk ke dalam terminal, jarak antara pintu terminal dengan belokan sangat dekat sehingga biasa menimbulkan kemacetan di saat banyaknya bus yang masuk.

Setelah mencapai belokan pertama, bus tersebut harus berbelok lagi untuk menghindari bangunan Suku Dinas Perhubungan, sayangnya lebar belokan tersebut sangat sempit sehingga sulit untuk bus berukuran besar bermanuver.

Bila bus tersebut berhasil melakukan melintas, lebar area parkir di dalam terminal hanyalah cukup untuk tiga jalur bus, hal ini berbeda jauh dengan sebelum terminal di renovasi luas area parkir dapat dibuat menjadi 5 jalur bus.

"Dulu bisa lima jalur untuk bus besar, sekarang tiga jalur saja sudah ngepas," ujar Robert. Selain itu, di dalam area parkir terdapat beberapa tiang listrik yang terletak hampir di tengah area parkir dan tentu semakin mempersempit area tersebut.

Terminal Rawamangun dilewati oleh banyak angkutan umum seperti Mikrolet, KWK, dan Metromini, serta Bus-bus besar seperti Damri yang melayani tujuan Bandara Soekarno Hatta, AKAP yang melayani tujuan di luar Jabodetabek seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera, dan Bali, serta APTB yang melayani daerah-daerah di luar Jakarta.

Untuk mencapai terminal tersebut, ada tiga ruas jalan yang menjadi alternatif masuk bagi angkutan umum maupun bus besar. Jalan Tongkol biasanya dilewati oleh Mikrolet, KWK dan Metromini, Jalan Waru dilewati oleh Mikrolet maupun KWK, sedangkan Bus-bus besar biasanya melewati Jalan Paus.

Tiga jalan utama tersebut bermuara di depan terminal Rawamangun, dengan lebar ruas jalan di depan terminal yang hanya sekitar 4,5 meter, sehingga ketika banyak bus besar tidak dapat parkir, maka kemacetan panjang tidak dapat dihindari.

Rusun Cup, Cara DKI Memanusiakan Mantan Pemukim Ilegal

"Akhirnya saya buat bus-bus besar itu parkir mundur, tapi tetap saja kemacetan tidak bisa dihindari," ujar Robert.

Kendala tidak hanya dihadapi petugas saat mengatur parkir bus besar, namun jalur parkir untuk angkutan umum dan metromini pun sangat sempit. Jalur itu terdiri dari dua jalur dengan lebar masing-masing jalur yang hanya sekitar 2,5 meter. Tinggi dari gerbang di jalur tersebut hanya mencapai sekitar 4 meter.

"Jadi kalau metromini lewat sini, atap metro mini ngepas dengan atap bangunan, bahkan sempat ada yang nabrak jadi sulit untuk masuk," ujar Robert.

Renovasi terminal berlangsung sejak Agustus 2014, dan menurut Robert hasil pekerjaan baru mencapai 70 persen sehingga belum diserahterimakan. Fasilitas Listrik dan Air pun belum dapat digunakan (Listrik dan Air belum masuk).

Diketahui Ahok

Alasan Lelang Proyek Anak Buah Ahok Selalu Gagal

Proyek Renovasi ini dikerjakan oleh PT Jaya Konstruksi (JAKON) dan berkoordinasi langsung dengan Unit Pengelola Terminal dalam hal perencanaan hingga penganggaran. Namun Robert menilai bahwa dengan hasil terminal yang seperti ini jelas sangat kurang koordinasi antara PT Jaya Konstruksi dengan Konsultan yang merancang desain terminal.

Renovasi terminal ini pun dinilai Robert jauh dari kata efektif untuk operasi terminal. "Jalur parkir kurang dan sempit tapi kelebaran gedung jadi tidak efektif buat terminal," ujarnya.

Robert pun mengkhawatirkan bulan Ramadan yang kian dekat, karena biasanya akan ada pasar tumpah di sekitar terminal. Tentu hal ini juga memberi dampak bagi kemacetan yang akan kian parah.

Saat dikonfirmasi apakah bangunan Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur yang selama ini menjadi penghalang akan dihancurkan untuk kelancaran masuknya bus, Robert mengatakan bahwa hal itu sulit untuk dilakukan.

"Bangunan itu juga baru 3 bulan direnovasi sebelum terminal direnovasi pada Agustus 2014," ujarnya. Dengan selisih waktu pasca renovasi dengan rencana pembongkaran tentunya ini akan menjadi proyek sia-sia atau anggaran yang sia-sia.

Robert mengaku permasalah di Terminal Rawamangun ini diketahui oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, saat dirinya melewati depan terminal dan menemui ada bus Damri masih berada di luar terminal dan hendak parkir.

"Pak Ahok belum sempat masuk ke dalam terminal, hanya waktu itu lewat depan saja lalu melihat ada Bus Damri di luar,” ujar Robert. Beberapa bus besar seperti Damri, APTB, dan AKAP puun akhirnya mulai sejak saat itu dipaksakan untuk masuk terminal dengan cara parkir mundur.

Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Soni Sumarsono

Pengganti Ahok Minta Demonstran Tak Terprovokasi

Pendemo boleh unjuk rasa asalkan tertib.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016