- Malaysia Chronicle
Razia yang dilakukan Dinas Perdagangan (Disperindag), Dinas Peternakan dan Pertanian (Distankan), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, digelar ke beberapa pasar tradisional. Di antaranya, Pasar Cisalak dan Pasar Sukatani, Tapos Depok.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Depok, Martinho, menuturkan, dari dua pasar yang dirazia, untuk saat ini masih bebas dari peredaran beras sintetis.
"Dari hasil sidak ke dua pasar yakni, Pasar Cisalak dan Pasar Sukatani, hasilnya masih nihil. Alhamdulillah beras di sini masih aman. Namun, akan kami lakukan terus pantauan untuk mencegah adanya peredaran beras berbahaya tersebut," ujar Martinho.
Selain melacak keberadaan beras plastik, Pemprov Depok juga memberikan arahan dan contoh seperti apa beras sintetis yang dimaksud. Sebab, hingga saat ini tidak semua penjual maupun konsumen mengetahui ciri-ciri beras berbahan dasar plastik itu. "Ini kan bahaya," kata Martinho.
Hal itu pun diakui oleh salah satu penjual beras di Pasar Cisalak, Hilda (55 tahun). Ibu dua anak ini mengatakan, dia hingga saat ini belum tahu secara pasti seperti apa ciri-ciri beras sintetis. Dengan adanya pemeriksaan dari beberapa dinas di Depok, Hilda mengaku merasa terbantu.
"Kalau tidak ada pemeriksaan, saya tidak tahu seperti apa beras sintetis itu. Karena, beras saya banyak juga jenisnya, seperti cap mawar, cap petruk, dan lain-lain," kata Hilda. (art)