Penghuni Apartemen Diminta Waspadai Prostitusi

Ilustrasi apartemen.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Berkedok Pijat, Prostitusi Gigolo Dibongkar
- Tim Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggrebek dua kamar di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Dalam penggerebekan yang dilakukan pada Sabtu kemarin, 25 April 2015, Polisi mengamankan satu tersangka inisial FMH (25) dan enam gadis koleksi FMH di Tower J lantai lima dan Tower H lantai delapan.

Soehian, Prostitusi Termasyhur di Jakarta pada Era Kolonial

Dengan terungkapnya jaringan bisnis prostitusi online ini, kepolisian mengimbau penghuni apartemen untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitarnya.
Made Pastika: Emang Ada Prostitusi di Bali?


"Setelah kejadian ini, agar lebih waspada dan peduli siapa saja para penghuni baru yang akan tinggal di apartemen di sini. Peran warga sebagai penghuni, penting untuk mengontrol bisnis ini," ujar Kasubdit Renakta Polda Metro Jaya AKBP Didi Hayamansyah, Minggu 26 April 2015.


Di samping meningkatkan kewaspadaan penghuni apartemen, Didi juga mengatakan baik pengelola apartemen juga diminta untuk bisa lebih teliti lagi. Terutama, bila ada calon penghuni baru yang hendak tinggal di lokasi.


"Pihak pengelola harus lebih peduli, ditambah peran petugas keamanan, serta Babinsa sebagai pengawas lingkungan dan menjaga ketertiban para penghuni, harus lebih sigap dan teliti, ketika ada orang baru yang datang. Misalnya, mengecek secara teliti latar belakang orang yang akan tinggal, seperti identitas, asal dari mana dan akan tinggal bersama siapa di sini," tuturnya.


Bisnis esek-esek online memang sedang menjadi buah bibir, usai kasus yang menimpa salah satu PSK bernama Deudeuh Alfi Sahrin.


Untuk itu, tak lama setelah kasus tersebut, Polisi gencar melakukan operasi dan salah satunya mengungkap bisnis esek-esek online dengan menangkap satu tersangka berinisial FHM dan enam gadis dibawah umur yang menjadi pemuas nafsu.


Dari penggrebekan di Apartemen Kalibata City tersebut, polisi sukses melacak tujuh gadis yang berhasil ditemukan. Namun, satu orang gadis berhasil kabur, sehingga pihaknya hanya mengamankan enam orang dari lokasi.


Usia keenam gadis yang memiliki panggilan "angel" itu bervariasi dari usia 20 tahun sampai 16 tahun, bahkan ada yang masih berusia 14 tahun. Keenam "angel" ini berasal dari Jakarta, Bogor, Sukabumi, dan Bandung. Para "angel" biasa melayani pria hidung belangbdengan tarif Rp600-3 juta.


Saat ini, para "angel" dibawa ke Rumah Perlindungan Sosial Wanita dan Anak di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Pengungkapn kasus ini adalah hasil penyelidikan polisi selama sebulan melalui penelusuran dari sebuah website. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya