Seri Para Pendekar Betawi

Murtadho, Sang Macan Kemayoran

Foto Murtadho, jagoan Betawi Sang Macan Kemayoran
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Pada masa Hindia Belanda, muncul nama pendekar bernama Haji Murtadho. Dia anak mantan lurah Kemayoran, dan tinggal di sana hingga dewasa. Ia seorang jagoan yang rendah hati.

Murtadho lahir di Kemayoran pada 1869, dan meninggal saat ulang tahun kemerdekaan ke-14 di Kebon Sirih, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ayahnya, mantan lurah bernama Murtado Sanim dan ibunya adalah Aminah.

Umumnya anak Betawi zaman dulu, sejak kecil Murtadho rajin mengaji dan belajar ilmu agama. Dia berani dan jago bela diri. Murtadho dikenal jago toya, senjata biasa dipakai dalam kungfu china. Baca: dan

Gurunya banyak, antara lain Kong Bek Guru di Sandang, Kemayoran, Jakarta Pusat, dan Guru Sandang asal Condet, Jakarta Timur. Guru Sandang hidup hingga lebih dari seabad. Dia sempat menemani Murtadho dua pekan, sebelum Macan Kemayoran dipanggil Sang Khalik.

Saat Murtadho berusia 20 tahun, dia berkelahi dengan Bek Lihun, orang kepercayaan Belanda untuk menagih pajak di Kemayoran. Dulu pajak dikenal sebagai upeti, sedangkan Bek adalah kepala kampung. Nama asli Bek Lihun ialah Solihun.

Bek Lihun terkenal kejam. Meski orang asli Betawi Kemayoran, namanya kesohor sebagai jawara paling ditakuti saat itu. Jawara se-Jakarta kala itu tidak bisa menumbangkan dia.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Bek Lihun makin liar, dia dikenal tukang peras di tanah kelahirannya. Jika penduduk menolak kasih upeti, Bek Lihun tak segan menguras harta mereka. Bahkan, anak gadis juga bakal disita demi menakuti warga.

Nasib berkata lain, ketika Bek Lihun menggoda dan hendak memperkosa kembang desa. Murtadho turun tangan, dia berkelahi dengan Bek Lihun. Sejurus dua jurus, Bek Lihun jatuh, dia terbirit-birit meninggalkan Murtadho.

Sejak saat itu, Belanda mengganti Bek Lihun ke Murtadho. Dia dipercaya menagih pajak hasil bumi di Kemayoran. Murtadho malah berkhianat. Dia mengambil upeti itu untuk dibagikan kepada warga Kemayoran.

Semua rakyat di daerah Kemayoran, berterima kasih dan merasa berutang budi kepada Murtadho. Penguasa Belanda pun sangat menghargai jasa-jasa Murtado. Kini, nama jawara berjuluk Macan Kemayoran itu diabadikan menjadi nama sebuah jalan.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Kami akan mengulas Seri Pendekar Betawi yang berbeda dengan yang lain dalam beberapa tulisan. Tulisan akan terbit setiap pagi. Nantikan tulisan-tulisan selanjutnya.

(asp)

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia


![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya