Sumber :
- Anwar Sadat
VIVA.co.id
- Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap lima orang pengedar dan juga pembeli ganja bermodus brownies isi ganja.
Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Inspektur Jenderal Polisi Deddy Fauzi Elhakim mengatakan, dari kelima orang yang diamankan, salah satunya berinisial IR. Ia adalah orang paling penting dalam jaringan pengedar itu.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Pembuat Brownies Ganja Terancam Hukuman Mati
Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Inspektur Jenderal Polisi Deddy Fauzi Elhakim mengatakan, dari kelima orang yang diamankan, salah satunya berinisial IR. Ia adalah orang paling penting dalam jaringan pengedar itu.
Baca Juga :
Polisi Sita Kue Bika Ambon Isi Sabu-sabu
"IR teridentifikasi bertugas sebagai pengendali bisnis haram itu," kata Deddy di kantor BBN Jakarta Timur, Senin 13 April 2015 .
Saat berbincang dengan
VIVA.co.id
, IR mengaku sudah menjalankan bisnis itu sejak enam bulan lalu dengan pola berpindah-pindah tempat.
"Saya dapatkan ganja dari teman di Jambi," ujar IR.
Menurut IR, pembeli brownies isi ganja buatannya tak hanya berasal dari wilayah sekitar ibu kota Jakarta, tapi juga hingga ke luar kota. "Beberapa sudah kami kirim ke pembeli di luar kota Jakarta," kata IR.
Untuk menyamarkan pengedaran ganja, di situs resminya
www.tokohemps.com
, IR sengaja tidak memajang produk brownies isi ganja.
"Ada aksesori berlogo ganja, pipa rokok, bong dan papir (kertas linting ganja)," paparnya.
Brownies isi ganja itu dijual dengan harga Rp200 ribu per kotaknya. "Biasanya kami tunggu pesanan dan membuat 20 kotak brownies ganja," ujar IR.
Modus baru peredaran ganja ini terungkap setelah sebuah keluarga melaporkan kecurigaannya atas perilaku anaknya yang belakangan ini suka memakan brownies hingga tak sadarkan diri. (art)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"IR teridentifikasi bertugas sebagai pengendali bisnis haram itu," kata Deddy di kantor BBN Jakarta Timur, Senin 13 April 2015 .
