Ikut UN, Begal Motor Bercita-cita Kuliah di Yogya

Imam Syafei, pelaku begal yang ujian nasional di Polsek, Senin (13/4/2015)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id
Wagub Djarot Pantau UN di Lapas Cipinang
- IS, seorang pelajar di Depok yang terjerat kasus hukum lantaran nekat menjadi begal, terpaksa mengikuti Ujian Nasional (UN) di ruang penyidik Polsek Sukmajaya, Senin 13 April 2015.

Menag: Siswa Tak Lagi Dihantui Persoalan Kelulusan

Layaknya pelajar lain, IS pun terlihat mengenakan seragam sekolah putih abu-abu saat berkonsentrasi mengisi lambar demi lembar soal ujian Bahasa Indonesia.

Meski hari-harinya kini dihabiskan di teralis besi, IS mengaku masih memiliki impian. Jika lulus UN nanti, dia ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Yogyakarta. "Saya ingin jadi seniman, Pak. Kalau ada kesempatan, saya ingin kuliah di ISI Jogja," kata remaja berambut ikal ini pada VIVA.co.id.

IS didampingi guru pengawas dan Kapolsek Sukmajaya, Komisaris Agus Widodo. Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan IS.

Ketika ditanya bagaimana ujiannya? IS mengaku dirinya optimistis bisa menyelesaikannya. "Alhamdulillah saya bisa ngerjainnya. Enggak terlalu sulit," ujarnya.

Selain IS, masih ada dua rekannya yang juga bernasib sama. Mereka adalah DF (18) dan ADP (17). Ketiganya sama-sama terjerat masalah yang sama, yakni kasus begal.

Mereka ditangkap polisi pada awal Februari lalu, saat tengah beraksi di kawasan Grand Depok City. Namun berbeda dengan Imam, DF dan ADF tidak mengikuti UN. Sebab, mereka pelajar sekolah kejuruan (SMK).

"Mereka butuh praktek perhotelan. Katanya mereka mau mengikuti ujian persamaan atau paket C. Yang jelas, kami dari Polri tak pernah menghalangi seseorang untuk mendapat pendidikan," kata Kapolsek Sukmajaya Komisaris Agus Widodo.

![vivamore="
Tiga Hari Perjalanan, Naskah UN Akhirnya Tiba di Jakarta
Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya