Si Jambang, Jagoan Betawi yang Tewas di Tiang Gantungan

Si Jambang Jagoan Betawi
Sumber :
  • Ist.

VIVA.co.id -  Si Jampang langsung teringat pada seorang janda bernama Mayangsari yang mempunyai seorang anak bernama Abdih. Janda itu adalah mantan istri Sarba, sahabatnya sejak kecil ketika mereka masih tinggal di Banten.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Baca juga:

Suatu hari Si Jampang memutuskan hendak menemui Mayangsari di rumahnya dan ingin mengutarakan niatnya untuk melamar janda muda itu. Sayangnya, lamaran Si Jampang  ditolak oleh Mayangsari lantaran pekerjaannya yang dikenal sebagai perampok.

Cinta ditolak dukun bertindak! Rupanya pepatah lama itulah yang diterapkan oleh Si Jampang. Ia kemudian mencari dukun sakti yang bisa membantunya untuk menaklukkan hati Mayangsari. Singkat cerita, Mayangsari dibikin gila oleh sang dukun, dan selalu menyebut-nyebut nama Si Jampang.

Anak Mayangsari yang bernama Abdih sangat sedih melihat kondisi ibunya. Ia pun segera mencari keterangan mengenai dukun yang dapat menyembuhkan ibunya. Akhirnya, Abdih pun menemukan Pak Dul dari Kampung Gabus. Dukun inilah yang membantu Si Jampang.

Abdih memohon pada Pak Dul supaya ibunya dapat disembuhkan. Sang Dukun pun menyanggupi permintaan Abdih. Karena dia sendiri yang membuat guna-guna itu. Maka ia pun dapat mencabutnya dengan mudah. Seketika itu juga, Mayangsari sembuh dan tidak ingat lagi Si Jampang.

Karena takut terulang lagi, Abdih menemui Si Jampang untuk membicarakan keinginan perampok yang hendak mempersunting ibunya itu. Setelah bertemu, Abdih menawarkan syarat, Si Jampang harus menyerahkan sepasang kerbau sebagai mas kawinnya jika ingin mempersunting ibunya. Sebenarnya syarat itu sengaja dibuat oleh Abdi sebab ia tahu bahwa si Jampang tidak akan mungkin memenuhi syarat itu.

Abdi pun kembali ke rumahnya dengan perasaan cemas. Jika memang benar Si Jampang dapat memenuhi syarat itu, maka dia pun akan memiliki bapak tiri seorang perampok. Sementara itu, Si Jampang kebingungan untuk memperoleh kerbau. Harga kerbau sangat mahal, sementara dia tidak mempunyai uang.

Setelah berpikir sejanak, ia pun teringat pada Haji Saud, seorang kaya raya yang tinggal di daerah Tambuh. Sepasang kerbau bagi Haji Saud bukanlah berarti apa-apa. Akhirnya suatu malam, Si Jampang bersama Sarpin menuju rumah Haji Saud dengan memakai topeng dan membawa golok.

Malam itu, keduanya berhasil mencuri sepasang kerbau milik Haji Saud dengan mudah. Namun, ketika mereka akan keluar pintu desa, puluhan anggota polisi telah mengepung. Para anggota polisi tersebut menodongkan senapan laras panjang.

Si Jampang dan Sarpin pun tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka akhirnya dimasukkan ke dalam bui dan Si Jampang sebagai gembong perampok dihukum mati. Kabar meninggalnya Si Jampang membuat para tuan tanah dan orang-orang kaya merasa gembira. Namun, kematiannya juga membawa duka yang mendalam bagi rakyat kecil yang kerap dibantu oleh Si Jampang. Bagi rakyat Betawi, Si Jampang adalah sosok pahlawan yang murah hati.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI
![vivamore=" Baca Juga
Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya