Ahok: Pendidikan di Jakarta Cocoknya Sistem Pesantren

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
Sumber :
  • VIVA.co.id / Anwar Sadat
VIVA.co.id
Kendaraan yang Lintasi Medan Merdeka Mulai Dialihkan
- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Jakarta setara model sekolah asrama. Ia menilai, sekolah asrama bisa mendidik anak dan memiliki ruang belajar yang lebih baik.

Massa Demo dari Bekasi dan Tangerang Mulai Berdatangan

"Ini visinya jelas. Kami ingin ada sekolah umum, tapi anaknya dilatih seperti anak pesantren. Ini cocok dengan program Jakarta. Jadi kita mau siapkan anak-anak di Jakarta agar seperti itu," kata Ahok dalam peletakan batu pertama pembangunan asrama siswa Yayasan Pondok Karya Pembangunan (PKP) di Jalan Raya PKP Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu, 8 April 2015.

Dengan dibangunnya asrama siswa ini, Ahok berharap anak-anak bisa tinggal dengan sistem pendidikan yang jelas dan teratur. Bahkan, melalui asrama ini bisa mengubah perilaku para siswa menjadi lebih baik.

"Kita berharap bisa mencetak anak-anak yang pintar di sini, dilengkapi dengan ilmu dan akhlak yang benar, yang Islam rahmatan lil alamin," ujar Ahok.

Saat ini, kata Ahok, di Jakarta ada 40 persen anak usia 16-18 tahun tidak sekolah karena malas. Selain itu, kendala tranportasi dan lingkungan rumah yang tidak mendukung juga menjadi alasan.

"Kalau kamu punya rumah yang sempit, bagaimana kamu punya waktu belajar yang baik. Kita tidak mungkin memperbaiki rumah yang banyak, Belum lagi transportasi. Kadang-kadang nurani kan dibentuk dengan kebiasaan lingkungan," Ahok menjelaskan.

Asrama siswa ini mampu menampung hingga 2.000 siswa. "Ini sebenarnya yang bangun yayasan pelat merah (milik pemerintah). Pembangunan asrama akan dibangun dinas perumahan, semua dana APBD," ujar Ahok.

Sementara itu, anggota DPD DKI Jakarta, AM Fatwa, sekaligus pendiri yayasan PKP yang turut hadir mengatakan, tanah seluas 18 hektare itu merupakan peninggalan monumental saat DKI Jakarta menjadi tuan rumah MTQ tahun 1972.

"Jadi dimulai dari Gubernur Ali Sadikin, menunjuk bangunan seluas 18 hektare ini sebagai peninggalan monumental MTQ nasional tahun 1972 itu. Pak Ali Sadikin punya ide yaitu dinamisasi madrasah, jadi jangan madrasah itu kolot, lalu dikembangkan oleh pak Ali Sadikin," kata AM Fatwa. (ase)

Anwar Sadat - Jakarta

![vivamore="Baca Juga :"]

Ahmad Dhani: Pengunjuk Rasa Terbelah Dua
[/vivamore]
Posko logistik demo 4 November

Ini Lokasi Posko Makanan, Minuman dan Medis untuk Pendemo

Ada empat posko yang disiapkan.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016