- ANTARA FOTO/Dewi Fajriani
VIVA.co.id - Kegiatan pramuka yang dahulu digalakkan sudah mulai luntur. Hal ini terlihat dari banyaknya sekolah yang mengabaikan kegiatan Pramuka sebagai aktivitas tambahan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan, kegiatan pramuka merupakan bentuk dukungan untuk membuat Jakarta sebagai Smart City. Ia menekankan perlu ditanamkannya nilai-nilai nasionalisme pada diri tiap anak agar dapat melawan arus globalisasi yang kencang saat ini.
“Ini sungguh tantangan yang luar biasa. Bagaimana caranya agar pramuka dapat mendukung Jakarta sebagai Smart City melalui kegiatannya. Mereka harus turun ke bawah untuk melihat secara langsung apa yang terjadi di masyarakat dan membantu menindaklanjuti perkara tersebut,” ujar Djarot, Rabu, 1 April 2015.
Mantan Wali Kota Blitar itu menambahkan, saat ini pramuka dianggap tidak begitu penting oleh masyarakat. Pramuka, menurutnya dibutuhkan saat acara tertentu saja.
Djarot sebagai pemilik salah satu sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kota asalnya, Blitar mengungkapkan keinginginannya agar gerakan Pramuka dapat disosialisasikan melalui jejaring sosial untuk menarik perhatian dari anak-anak dan kaum muda dan ikut bergabung dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pramuka.
Di samping itu, wakil dari Basuki Tjahaja Purnama ini juga menyayangkan hasil survei yang mengatakan jika ideologi Pancasila sudah tidak dianggap penting lagi oleh banyak anak Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Jakarta dan Bandung.
“Mereka tidak sadar bahwa ideologi akan menjadi hilang kalau tidak diperjuangkan. Siapa yang perjuangkan ideologi? Ya kita semua yang harus tanggung jawab,” jelas Djarot.
Laporan Rebecca Reifi Georgina
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]
