Kisah Tragis Rossinna, Dibakar Karena Nyonya Cemburu

Rosinna, budak Betawi yang dibakar hidup-hidup
Sumber :
  • jakarta.go.id
VIVA.co.id
Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol
- Pada zaman Hindia Belanda muncul cerita bersambung di surat kabar Bintang Betawi karya F.D.J. Pangemanan yang diterbitkan pada 1903 berjudul Tjerita Rossina, isinya  tentang kisah tragis budak wanita asal Bali. Balai Pustaka menerbitkan cerita ini atas nama Toelis Soetan Pati dengan menyebutkan "dipetik dari karangan Tuan F.D.J. Pangemanan," demikian ditulis di situs
jakarta.go.id.
Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Kemudian H.F.R. Kommer membuat cerita yang mirip dalam novelnya yang berjudul, “Rossinna, satoe tjerita jang amat bagoes dan betoel soeda kedjadian di Betawi,” terbit tahun 1910.

Rossinna adalah satu dari sekian banyak roman klasik yang mengisahkan percintaan dendam, dan perbudakan pada zaman kolonial Belanda. Rossinna karena sang nyonya cemburu terhadap kecantikannya dan takut suaminya jatuh cinta –tanpa kesalahan yang berarti-- telah dihukum dibakar hidup-hidup sampai menemukan ajalnya.

Awalnya, sebagai budak perempuan umur enam belas dari Bali, Rossinna, tentu bukan nama aslinya, terpaksa seminggu sekali melayani nafsu Meneer Van Houf, yang membelinya.

Rosinna, budak Betawi yang dibakar hidup-hidup

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

“Rossinna, satoe tjerita jang amat bagoes dan betoel soeda kedjadian di Betawi,” novel karya H.F.R. Kommer yang terbit tahun 1910.(jakarta.go.id)

Pada masa itu, masyarakat Eropa yang kecanduan dengan rempah-rempah dari Hindia, memiliki mistifikasi keliru dengan menganggap rempah-rempah dihasilkan oleh tanaman yang diturunkan langsung dari surga.

Setiap selesai menjemur lada dan kayu manis, Rossinna selalu didekati Meneer dengan mengendus-ngendus payudaranya seperti anjing pudel dan berkata, ”Ah, Rossi… Bau tubuhmu seperti wangi surgawi Ratu Sheba…” Dan gadis berkulit coklat itu cuma terkikik malu.

Itulah awalnya perselingkuhan Meneer, dibumbui semacam mistifikasi bau tubuh istri Solomo, dengan budak perempuan bertubuh ramping dan berdada montok dari negeri seribu pura.

Makin hari imajinasi mistis akan bau tubuh Ratu Sheba itu makin tak terkendali, dan hidung anjing pudel sang meneer pun minta dilayani nyaris setiap hari. Hingga akhirnya, istri Meneer, Nyonya Belanda yang bermata biru dan berambut ikal pirang, mencium bau busuk perselingkuhan suaminya.

Rosinna, budak Betawi yang dibakar hidup-hidup

Lelang budak Batavia sekitar tahun 1800 (jakarta.go.id)

Suatu malam, saat suaminya sedang berdinas menjalankan tugas persekutuan dagang untuk membeli lada di desa-desa, Nyonya Belanda itu memerintahkan para jongos lelakinya mengumpulkan kayu bakar, membekap dan menculik Rossiana dari kamar budaknya, mengikat tubuhnya ke tiang kayu di hutan kecil, lalu membakarnya hingga jadi arang.

Pagi harinya, beberapa jongos perempuan, yang tak tega mendengar nasib tragis gadis belia itu, mengumpulkan abu jenazahnya, lalu menghanyutkannya ke coklat arus Ciliwung. Mereka berdoa semoga abu jenazah gadis Bali itu dapat berlayar pulang ke tanah leluhurnya, ke kerajaan para Dewata.

Novel itu menggambarkan nasib budak belian yang dianggap seperti barang dagangan, bisa diperlakukan seenaknya. Bahkan budak dibunuh pun tidak dipermasalahkan oleh aparat penegak hukum kala itu.

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya