Ini Ragam Alasan Anak Sekolah Ikut-ikutan Jadi Begal

Kawanan begal di Depok ditangkap polisi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan.

VIVA.co.id - Kemuculan begal dari kalangan remaja yang berstatus pelajar di Depok, Jawa Barat, membuat polisi harus bekerja keras untuk mengatasi permasalahan ini. Lalu apa motif dibalik para bandit ingusan ini? Benarkah semata-mata karena rupiah?

Modus Baru Begal, Pura-pura Tersenggol Motor Korban

Modus kelompok ini tak beda dengan para pelaku begal lainnya, namun mereka hanya bermain di satu kota yang merupakan tempat tinggalnya sendiri, sehingga tak heran jika mereka juga disebut dengan istilah pemain lokal.
      
Beberapa dari mereka beralasan nekat menjadi pelaku lantaran butuh uang jajan tambahan. Namun belakangan, ada pula yang nekat jadi begal karena dendam lantaran pernah jadi korban begal. Benar atau tidak, motif para pelaku yang masih pelajar itu sedang didalami polisi.
      
"Nah untuk kelompok seperti ini masih kami dalami. Apakah mereka ini ada yang menggerakan atau tidak. Yang jelas akan terus kami kembangkan," ujar Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Agus Salim, kepada VIVA.co.id akhir pekan kemarin.
      
Kecurigaan polisi bukan tanpa alasan, merekrut pelajar sebagai pelaku pembegalan merupakan siasat para bandit jalanan untuk memanfaatkan keluguan dan kepolosan para bocah. Mereka tidak keberatan meski dibayar dengan harga kecil. Ini karena mereka tak bisa menjual sendiri barang hasil rampasannya.

"Kami khawatir ini dijadikan trik, karena memang anak-anak memiliki undang-undang khusus, yakni Undang-undang Perlindungan Anak. Atau bisa juga karena jika anak-anak masa tidak akan berbuat nekat. Dan banyak hal lainnya, yang sampai saat ini masih kami telusuri. Yang jelas, anak-anak masih gampang dipengaruhi," kata Agus.
    
Polresta Depok sudah mengamankan tiga kelompok pelaku begal yang melibatkan para pelajar dalam aksinya. Mereka yang sudah ditangkap adalah DF (18), IS (17) dan ADP (18). Ketiganya tercatat sebagai pelajar dan tinggal di wilayah Sukmajaya. Mereka ditangkap karena membawa kabur motor salah seorang warga di Sukmajaya.

Sementara REP (15) dan AR (17) dibekuk usai mengerjai Kartumi, wanita pedagang sayur di kawasan Krukut, Limo pada Februari lalu. Kasus yang paling baru dan tak kalah mencengangkan adalah aksi dua bocah ingusan yang membegal tukang ojek. Kedua bandit bertubuh kecil itu adalah AWP (13) dan ARS (13).

Mereka tertangkap setelah membegal Suheri, pria paruh baya usia 54 tahun yang berprofesi sebagai tukang ojek. Modusnya, AWP dan ARS menyewa ojek Suheri yang mangkal di Pangkalan ojek Wates, Sawangan, Depok.

Keduanya yang masih mengenakan seragam sekolah kemudian diantar ke Cinangka oleh Suheri menggunakan sepeda motor Mio Soul B 6842 WJV. Tiba di Jalan Abdul Wahab, AWP dan ARS meminta belok menuju Cluster Scotland Perumahan Telaga Golf. Dua bandit ingusan itu minta berhenti tak jauh dari perumahan itu. Saat Suheri meminta bayaran, AWP dan ARS justru menodongkan pisau.
     
"Salah satu pelaku mengeluarkan senjata tajam jenis pisau dan satu pelaku mengeluarkan senjata tajam jenis brass knuckle. Mereka merampas kunci motor dan meminta korban menyerahkan sepeda motornya," kata Security Perumahan Telaga Golf, Doni Romdoni di lokasi kejadian.
     
Doni melanjutkan, namun korbannya tidak mau menyerah begitu saja. Alhasil, pelaku dan korban bergulat. Meski bertubuh kecil, tapi kedua pelaku menggunakan senjatam. Inilah yang membuat korbannya lari tunggang langgang minta tolong. Teriakan korban ini yang kemudian didengar Doni.
      
"Kedua pelaku yang masih di sekitar lokasi berhasil diamankan. Beberapa saat setelah diamankan, masa mulai berdatangan untuk menghakimi. Malah, ada yang teriak bakar saja, bakar. Wah ngerilah pokoknya. Untung polisi cepat datang," kata warga bernama Andreas.
      
Kedua sempat mengelak dituduh sebagai pembegal motor. Tapi salah satu pelaku masih menyimpan pisau di saku celananya. Kepada polisi, kedua bocah bau kencur itu ternyata nekat menjadi begal karena dendam. Keduanya, mengaku pernah jadi korban begal pada bulan Oktober lalu. Guna penyelidikan lebih lanjut, kasus itu kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Unit PPA) Polresta Depok.

Ibu Rumah Tangga Jual Ribuan 'Pil Setan' ke Begal

Baca juga:

(ren)

Empat Tahun Komeng Cs Dalangi Pembegalan di Depok
Aplikasi Partmaps Diklaim Antibegal

Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS

Aplikasi itu dapat dimanfaatkan juga untuk kondisi darurat lain.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016