Cerita Ayah Ciptakan Bom Demi Bunuh Pemerkosa Putrinya

Barang bukti bom Bekasi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Erik Hamzah

VIVA.co.id - Kasih sayang seorang ayah kepada putrinya tak akan lekang dimakan waktu dan tak luluh diterjang gelombang. Apapun akan dilakukan seorang ayah jika putri tercinta darah dagingnya disakiti orang lain.

Seperti itu kiranya yang dirasakan  hingga akhirnya ia memilih merakit bom untuk membalaskan dendam dan sakit hati putrinya kepada pria bernama Cece.

"Dia merakit bom tujuannya membalas sakit hatinya," ujar , Irjen Pol Ungung Cahyono, Kamis 26 Februari 2015 di Polrestro Bekasi Kota.

Eko bukan lah seorang teroris atau tergabung dalam kelompok militan yang sering menebar teror di tanah air. Eko hanya seorang ayah dari putrinya.

Namun, karena tak tega melihat penderitaan yang selama ini dirasakan putrinya setelah dua kali diperkosa oleh , Eko yang menyandang gelar doktorandus itu pun berubah menjadi seorang bomber.

Dengan sedikit pengetahuan dan keahliannya dalam menciptakan sebuah bom, warga Perum Griya Timur Indah, , Tambun Selatan itu akhirnya menciptakan sebuah bom kado yang dikhususkan untuk merenggut nyawa Cece sebagai balasan atas rasa sakit yang dialami putrinya.

"Dengan kemampuan yang dimilikinya, dia merakit sendiri bom tersebut setiap malam di tempat kerjanya, dia dulu pernah bekerja membuat bom untuk menangkap ikan," papar Unggung.

Meski yang dirakit Eko berdaya ledak rendah dan tidak sempat meledak. Namun, Eko berhasil membuat sebuah bom kado yang nyaris sempurna. Karena, bom rakitan Eko adalah bom dibuat dari bahan anti sentuh dan goyang.

Sebagai timer, Eko juga memasang 4 baterai besar dan satu baterai kecil. Sedangkan untuk isi bahan peledak digunakan black powder.

"Switching detonator manual yang terbuat dari balon lampu, yang ada kabelnya. Bom bila dibuka, plus minusnya ketemu dan akan meledak,"jelas Unggung.

Kronologi Kejadian Ancaman Bom di Perumahan Grand Galaxi

Pelaku teror Bekasi menyerahkan diri

Setelah bom berhasil dirakit, pada Sabtu 21 Februari 2015, dengan ditemani teman wanitanya bernama , Eko memacu mobil Daihatsu Terios berwarna putih dengan nomor polisi B 1080 FKN menuju bengkel las 'Barokah' milik Cece di Kampung Asem, Mustika Jaya, Bantar Gebang, Bekasi.

Setiba di lokasi, Eko pun meminta seorang tukang parkir bernama Tasrif untuk memberikan bom yang sudah dikemas dalam bentuk kado itu kepada Cece.

Kepada , Eko beralasan, tidak menemukan rumah Cece dan menitipkan bom kado dengan imbalan Rp 50ribu.

Niat dan upaya Eko ternyata tak semulus yang dibayangkannya, karena ternyata bom kado diserahkan Tasrif kepada anak Cece bernama Anton.

"Anton melihat ada rangkaian kabel, dia langsung bawa ke Pos Polisi Mustikajaya," kata Unggung.

Bom kado buatan Eko gagal membalaskan dendam putrinya kepada Cece, bom itu diurai dan Densus 88 pun melakukan perburuan terhadap Eko.

Karena dirundung rasa takut usai gagal membalaskan dendam putrinya, Eko pun menyerahkan diri ke Polrestro Bekasi.

Dari situlah semua terungkap, dan Eko meminta polisi mau membantu Eko untuk membayar tunai sakit hati putrinya dengan mengusut tuntas dugaan pemerkosaan yang dilakukan Cece kepada putri Eko.

"Kita akan menindaklanjuti apa yang disampaikan Eko. Cece sudah kita amankan untuk diproses sesuai dengan kasus yang didugakan kepadanya," ujar Unggung.

Sebagai ayah dari , Eko adalah ayah yang baik. Namun, bagi masyarakat Indonesia, perbuatan Eko telah menciptakan keresahan tersendiri.

Kini Eko harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di balik jeruji besi Polrestro Bekasi Kota. Dia dan Via Triwi dijerat dengan pasal 6 UU Nomor 15/2003 tentang Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman pidana mati atau penjara seumur hidup atau penjara paling lama 20 tahun dan paling singkat 4 tahun.

"Semua demi kebahagian putri saya, saya rela melakukan apapun," kata Eko singkat sebelum polisi membawanya ke dalam sel tahanan yang telah disiapkan.

Polisi Pastikan Ada Ancaman Bom di Bekasi

Baca juga:

Diancam Bom, Grand Galaxi Bekasi Disisir Gegana

Densus 88 gerebek terduga teroris

Bekasi, Tempat Sembunyi Teroris Sejak 2011

Kota Bekasi selalu menjadi tempat kelompok bersembunyi.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2016