Empat Dugaan Skenario Teror Bom di ITC Depok

Bom rakitan yang meledak di ITC Depok, Jawa Barat
Sumber :
  • Zahrul Darmawan/ Depok

VIVA.co.id - Benda berupa 'bom rakitan' meledak di area toilet pusat perbelanjaan ITC Depok pada Senin petang, 23 Februari 2015. Muncul sejumlah spekulasi terhadap aksi teror ini.

Menurut peneliti terorisme Universitas Indonesia Ridlwan Habib, terdapat sejumlah skenario yang mungkin bisa ditarik dari kejadian tersebut.

1. Menebar Ketakutan

Bom Brussels, Belgia Abaikan Peringatan Turki

Pelaku sengaja ingin menebar ketakutan kepada masyarakat Kota Depok. Indikasi ini dilihat dari letak penemuan 'bom rakitan' di pusat perbelanjaan.

Depok, menurut Ridlwan, menjadi daerah penyangga bagi kelompok-kelompok yang pro dengan tindakan kekerasan. “Saya mengingatkan pada 8 September 2012 terjadi bom di rumah yatim Bidara, Beji, Depok. Pelaku yang masih hidup sudah divonis penjara 5 tahun dan 8 tahun,” katanya.

Kelompok bom Beji yang sering disebut kelompok Torik ini berkaitan dengan kelompok Solo dan Poso. Kelompok bom Beji ini di pengadilan mengakui akan melakukan sebuah penyerangan simultan di Markas Brimob dan Istana Negara. 

Inikah Otak Pelaku Pemboman Belgia?

2. 'Bom Rakitan' di tempat bermain anak

Pelaku sengaja memilih lokasi tempat yang dekat dengan lokasi bermain anak-anak. Lokasi ini bisa dibilang pas, mengingat anak-anak merupakan bagian yang sangat dilindungi keluarga.

"Ini pasti menimbulkan keresahan, karena lokasi itu dekat dengan anak-anak. Terus pelaku juga menempatkannya dekat dengan pintu keluar, sehingga pelaku dapat leluasa melarikan diri," ujar Ridlwan dalam keterangan tertulisnya, Selasa 24 Februari 2015.

Ledakan di Stasiun Belgia Berasal dari Depan Kereta

3. Dekat dengan Wali Kota dan Polresta

Pemilihan ITC Depok, selain ramai dengan publik, ada kemungkinan kesengajaan memilih lokasi itu karena dekat dengan Wali Kota dan Polresta. "ITC Depok hanya sekitar 300 meter sebelah utara Kantor Wali Kota dan Polresta Depok," kata Ridlwan.

4. Pelaku Amatir

Pengamatan Ridlwan di lokasi saat kejadian, dengan melihat langsung 'bom rakitan' yang dirangkai pelaku. Menunjukkan pelaku terlihat masih amatir atau belum terlatih.

“Pelaku memilih casing dari kardus, dan juga tidak terbakar. Ini membuktikan dia tidak profesional dan asal-asalan,” kata alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI itu.

Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya