- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menggabungkan manajemen operasi seluruh armada transportasi umum di Jakarta di bawah BUMD PT Transportasi Jakarta. Rencana ini diprediksi akan menimbulkan protes dari para sopir.
"Pasti ada perlawanan dari sopir bus yang biasa enak semaunya, suka berhenti sesukanya, bebas merokok dan sebagainya. Dia nggak akan suka," ujar Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 23 Februari 2015.
Padahal, kata Ahok, rencana itu nantinya akan menguntungkan, baik sopir dan pengusaha. Sopir nantinya akan dibayar dengan sistem penggajian bulanan sehingga tidak perlu lagi mengkhawatirkan besaran setoran yang harus diberikan kepada para pengusaha angkutan.
Sedangkan para pengusaha, akan mendapatkan besaran bayaran tertentu untuk setiap kilometer jarak yang ditempuh oleh bus-busnya. "Dengan cara ini, kami harap nggak ada lagi yang kebut-kebutan atau ngetem," kata Ahok.
Namun demikian, meski telah memprediksi akan mendapatkan banyak penentangan dari sopir bus, Ahok mengatakan Pemprov DKI akan terus berusaha untuk mewujudkan rencana itu.
Tujuan utama dari penerapan rencana itu, kata Ahok, adalah supaya angkutan umum di Jakarta bisa menjadi senyaman mungkin sehingga para pemilik kendaraan pribadi, diharapkan mau beralih menggunakan sarana angkutan umum dan masalah kemacetan di Jakarta pun akhirnya bisa ikut teratasi.
"Kita ingin setiap 10 menit, bus bisa lewat terus, sehingga orang mau naik bus. Ini pasti butuh waktu untuk integrasi," jelas Ahok. (one)
Baca juga: