Sumber :
- VIVAnews/Siti Ruqoyah
VIVAnews
- Banyaknya galian kabel terbuka di pinggir jalan-jalan Jakarta membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram. Aktivitas itu mengganggu kenyamanan pengguna jalan, baik pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki.
Jalan-jalan, kata dia, tampak semrawut, bahkan tak jarang membahayakan pengguna di musim penghujan. Pemicunya, penataan pembangunan di Jakarta selama puluhan tahun yang kurang tepat
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Jalan-jalan, kata dia, tampak semrawut, bahkan tak jarang membahayakan pengguna di musim penghujan. Pemicunya, penataan pembangunan di Jakarta selama puluhan tahun yang kurang tepat
Baca Juga :
Bea Cukai dan Bareskrim Polri Jalin Sinergi Gagalkan Peredaran Narkotika di Tangerang dan Aceh
Menurut Ahok, regulasi yang diterapkan Pemprov DKI selama puluhan tahun kurang ketat, sehingga mengakibatkan perusahaan-perusahaan telekomunikasi, air, hingga listrik, seenaknya meletakkan kabel di bawah tanah pinggir jalan raya tanpa memperhitungkan aspek keteraturan dan efisiensi.
"Bawah tanah di Jakarta ini dari dulu enggak dipersiapkan untuk menggunakan ducting (saluran utilitas). Sekarang Jakarta udah puluhan tahun seperti ini, kita mau bagaimana?" ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 26 November 2014.
Ahok sendiri mengaku telah menyadari permasalahan ini. Untuk itulah, ia meminta warga DKI untuk bersabar sambil menunggu Pemprov melakukan pembenahan berbagai infrastruktur jalan di Jakarta.
"Kita perbaiki pelan-pelan saja. Jadi kayak anak sekolah dulu, kerjakan dulu soal-soal yang mudah satu persatu, yang susah ditinggal, dikerjakan belakangan," katanya.
Dia berjanji akan memaksimalkan sisa jabatannya sebagai Gubernur untuk membenahi semua permasalahan di kota Jakarta, termasuk membereskan semrawutnya trotoar dan infrastruktur jalan.
"Dengan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada di Pemprov DKI, secara perlahan-lahan kita selesaikan semuanya," kata Ahok.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Ahok, regulasi yang diterapkan Pemprov DKI selama puluhan tahun kurang ketat, sehingga mengakibatkan perusahaan-perusahaan telekomunikasi, air, hingga listrik, seenaknya meletakkan kabel di bawah tanah pinggir jalan raya tanpa memperhitungkan aspek keteraturan dan efisiensi.
