Janji Ahok Setelah Dilantik Jadi Gubernur

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVAnews -
Jusuf Kalla Beri Selamat ke Prabowo-Gibran: Terima Kenyataan
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, hari ini, Rabu 19 November 2014. Ahok, sapaan akrab Basuki, akan dilantik langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada pukul 14.00 WIB.

Dominica Court Lifts Same-sex Relationship Ban

Ahok menjadi Wakil Gubernur sejak 2012. Dia mendampingi Joko Widodo, bertarung dengan tokoh-tokoh top di Pilkada DKI. Sebut saja, calon incumbent Fauzi Bowo dan mantan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga


Di tengah jalan, Joko Widodo mencalonkan diri menjadi presiden dan terpilih. Ahok pun akan melanjutkan tongkat kepemimpinan sebagai Gubernur. Tapi, tidak mudah bagi Ahok untuk menduduki posisi sebagai gubernur. Dia ditentang oleh sejumlah anggota DPRD DKI dan ormas. [Baca ]

Di tiga tahun sisa masa kepemimpinannya, Ahok memiliki visi untuk bisa mengadministrasi keadilan sosial dan mewujudkan Jakarta menjadi kota yang moderen, layak huni, tertata rapi, dan manusiawi.

Visi itu, kata Ahok, hanya bisa tercapai bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga melakukan pembenahan internal di tubuhnya sendiri.


"Prioritas pertama saya setelah menjadi Gubernur adalah membereskan struktur birokrasi kita. Karena kunci keberhasilan semua program pembangunan kita ada di situ," ujar Ahok, Senin 4 Oktober 2014 lalu.


Prioritas tersebut, sebenarnya sudah dicicil oleh Ahok usai Joko Widodo secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Gubernur. Berbekal status Pelaksana Tugas, membuatnya memiliki kewenangan untuk melakukan rotasi jabatan.


Ahok mencopot salah seorang pejabat, Manggas Rudy Siahaan dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan menempatkannya menjadi staf non-eselon. Ahok menilai, selama lebih dari satu tahun menjabat, Manggas tidak cakap dalam memimpin Dinas PU.


Selain itu, Manggas pun dicurigai masih sering berkompromi dengan pengusaha atau kontraktor dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta. Salah satunya proyek pemasangan sheet pile (dinding turap) di seluruh bantaran sungai di Jakarta.


Hal itu berakibat juga pada kurang optimalnya persiapan Jakarta dalam menghadapi musibah banjir yang diprediksi akan kembali melanda di musim penghujan tahun 2014 dan 2015.


"Dia
ngotot pengen
melakukan tender untuk pengadaan
sheet pile
, padahal sudah saya katakan pakai e-catalog saja. Mungkin dia kalau tender ada komisinya. PU
mah
paling
ngaco
lah," ujar Ahok, Rabu, 5 November 2014.


Selain mencopot pejabat yang dianggap bermasalah, Ahok juga mulai menerapkan sistem promosi jabatan baru di Pemprov DKI. Dengan sistem ini, pegawai biasa, asal berkompeten dan memiliki dedikasi, memiliki kesempatan untuk bisa menduduki jabatan eselon II, III, dan IV. Tanpa harus mengikuti sistem penjejangan karier yang selama ini diterapkan.


"Staf-staf kita ini banyak sekali yang punya dedikasi dan
pinter-pinter
, cuma
nggak
pernah dikasih kesempatan. Sekarang saya mau atur supaya mereka bisa naik ke level yang lebih tinggi," ujar Ahok, Kamis 4 September 2014.


Ahok juga melibatkan tim asesor dan psikolog untuk melakukan penilai terhadap 72.000 pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI. Setiap PNS ditawari kesempatan untuk menduduki jabatan eselon yang dia inginkan.


Bila berdasarkan hasil tes ternyata ia memiliki kompetensi yang dibutuhkan, maka PNS tersebut akan diikutsertakan dalam pelantikan pejabat besar-besaran yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Desember 2014 nanti.


"Mungkin baru di akhir bulan Desember semua masalah birokrasi kita beres. Di bulan Desember, semua eselon 3 dan 4 akan kita lantik baru," ujar Ahok.


Jika pembenahan birokrasi di tubuh Pemprov DKI ini selesai, barulah Ahok menyatakan bahwa kegiatan pembangunan di provinsi DKI akan dapat berjalan dengan 'kecepatan penuh' mulai Januari 2015 nanti.


Dengan memanfaatkan momentum ditetapkannya Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games tahun 2018, ia menggunakan strategi untuk melibatkan pemerintah pusat untuk membantu dan mempercepat pembangunan berbagai proyek infrastruktur di Jakarta.


Seperti moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT), enam ruas jalan tol, normalisasi sungai-sungai untuk mencegah banjir, hingga pembangunan stadion baru di Taman BMW, Jakarta Utara.


"Asian Games ini jadi beban buat kita. Di tahun 2018 kita mau pertontonkan Indonesia yang sudah berubah. Bahwa dari tahun 1962 (tahun pertama kali Indonesia jadi tuan rumah Asian Games), hingga tahun 2018 nanti kita sudah maju dan berbeda total," ujar Ahok, Senin, 22 September 2014.


Ahok sendiri optimistis strateginya ini akan berhasil. Pasalnya, dilantiknya Joko Widodo menjadi Presiden akan memberikan keuntungan tersendiri kepada DKI Jakarta. Ahok mengatakan, Jokowi telah berjanji untuk membantu kelancaran pembangunan di Ibu Kota dengan menggunakan wewenangnya.


"Pak Jokowi, begitu dia naik ke pusat, dia akan bantu kita juga untuk melakukan pembangunan segala macam hal di Jakarta. Pak Jokowi ini kan sebenarnya masih Gubernur Jakarta, tapi kewenangannya diperluas," ujar Ahok. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya