Sumber :
- iStock
VIVAnews
- Minimnya pengetahuan akan bahaya listrik membuat angka kebakaran di Kota Depok mengalami peningkatan hingga 40 persen. Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok pun mencatat, hingga akhir Oktober 2014 ini, angka kebakaran di kota tersebut telah mencapai 176 kasus.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebakaran Kota Depok Yayan Irianto pada VIVAnews . Angka itu diprediksi akan jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 142 kejadian.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebakaran Kota Depok Yayan Irianto pada VIVAnews . Angka itu diprediksi akan jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 142 kejadian.
"Ada trend peningkatan kasus kebakaran tahun lalu dibandingkan tahun ini sebesar 40 persen. Korsleting listrik menjadi penyumbang tertinggi angka kebakaran dengan 108 kejadian, disusul ledakan kompor gas 28 kejadian, dan 36 disebabkan faktor lain seperti lilin, rokok, dan pembakaran sampah. Dalam hal ini kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran masih rendah," ujar Yayan.
Akibat sederet kasus itu, total kerugian mencapai Rp13.932.000.000 dengan korban jiwa 1 orang, luka berat 2 orang, dan luka ringan 5 orang.
Wilayah yang paling banyak terjadi kebakaran adalah Kecamatan Pancoran Mas dengan 27 kejadian, Cimanggis 23 kejadian, Beji 18 kejadian, Sukmajaya dan Tapos 17 kejadian, Cilodong dan Cipayung 14 kejadian, Limo 12 kejadian, Sawangan 13, dan Kecamatan Cinere 7 kejadian.
"Yang paling banyak terbakar adalah tempat tinggal sebanyak 68 titik, tempat usaha 37 titik, dan lain-lainnya 67 titik seperti pembakaran sampah, gardu listrik, kebun bambu," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini keberadaan unit mobil damkar di Depok masih dirasa kurang. Untuk saat ini saja, Depok baru memiliki 11 unit truk Damkar.
"Kita memiliki 152 hidran, tapi separuhnya tidak jalan. Termasuk yang ada di depan Balaikota, tidak jalan," ujar Yayan.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ada trend peningkatan kasus kebakaran tahun lalu dibandingkan tahun ini sebesar 40 persen. Korsleting listrik menjadi penyumbang tertinggi angka kebakaran dengan 108 kejadian, disusul ledakan kompor gas 28 kejadian, dan 36 disebabkan faktor lain seperti lilin, rokok, dan pembakaran sampah. Dalam hal ini kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran masih rendah," ujar Yayan.
