Korban Malapraktik Metropole: Dinkes DKI Tidak Profesional

Klinik Metropole di Kawasan Mangga Besar
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Usai melakukan pertemuan dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, korban malapraktik dan penipuan Klinik Metropole, Jakarta Barat, menyatakan ketidakpuasannya atas kinerja SKPD Pemprov DKI itu.
5 Rekomendasi Makanan untuk Ibu Menyusui Agar ASI Lancar

Trijaya, perwakilan dari 30 korban yang menemui Kepala Dinas Kesehatan DKI, Dien Emmawati, hari ini, menceritakan bahwa dia telah mengirimkan surat pengaduan atas dugaan penipuan di Klinik Metropole sejak Februari 2014.
5 Tips Ampuh untuk Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Susah Gerak

"Tapi, surat saya dikatakan hilang. Saya kira itu bukan jawaban profesional seorang Kepala Dinas. Banyak jawaban yang seolah-olah dibuat-buat, seperti contoh hilangnya surat saya itu," ujar Trijaya usai pertemuan di Kantor Dinas Kesehatan DKI, Jakarta Pusat, Selasa 30 September 2014.
Menakjubkan, 187 Pria dan Wanita Masuk Islam di Masjid Gtown Philadelphia Amerika

Ia pun kecewa. Dinkes tidak menjanjikan apapun atas permintaan korban untuk membantu proses ganti rugi dan memfasilitasi tindakan medis lebih lanjut terhadap korban yang masih mengalami sakit akibat dirawat di Klinik Metropole.

"Belum ada solusi atas masalah kami. Ibu Dien hanya menyuruh kami menunggu, tidak tahu sampai kapan. Permintaan korban untuk melakukan medical check-up pun Ibu Dien hanya mengatakan bahwa dia akan membicarakan lebih lanjut," ujar Trijaya.

Selanjutnya, para korban akan terus dimediasi oleh Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI). Bila tuntutan korban terus tidak dipenuhi dan masalah ini tidak bisa diselesaikan, Trijaya menyatakan bahwa korban akan terus mencari jalan keluar dengan meminta bantuan kepada lembaga yang lebih tinggi.

"Kalau sampai tidak ada tindak lanjut yang memuaskan, saya akan angkat permasalahan ini ke DPR. Karena dalam hal ini, Dinas Kesehatan DKI pasti salah. Mereka seharusnya tidak mungkin memberikan izin tanpa terus melakukan pengawasan. Itu sudah diatur dalam Undang Undang," ucap dia.

Trijaya merupakan suami dari salah seorang pasien yang berobat di Klinik Metropole. Oleh klinik tersebut, istri Trijaya didiagnosa mengidap penyakit kista ganas, namun tidak ditangani dengan benar oleh Metropole.

Ia menyetujui tindakan operasi yang disarankan oleh seorang dokter berkewarganegaraan Tiongkok, namun ternyata bukan tindakan operasi yang didapat oleh sang istri.

"Tidak ada bekas operasi. Istri saya ditusuk-tusuk di bagian perutnya hingga pingsan. Sampai sekarang bekas tusukan itu masih ada, dan istri saya masih sering mengalami nyeri," ujarnya.

Selama 2 minggu pengobatan, Trijaya mengaku telah mengeluarkan uang sebesar Rp25 juta. Namun, menurutnya, moral dan fisik jadi kerugian paling besar yang diterimanya.

"Setelah diperiksa di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, istri saya hanya didiagnosa kista jinak. Itu pun bisa dikeluarkan jika istri saya melahirkan. Yang terutama, secara jiwa, saya tidak menerima ditipu dan istri saya diperlakukan seperti itu," tegasnya. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya