Ahok: Konsep Tanggul Laut Korea Berbeda dengan Jakarta

Proyek Giant Sea Wall Jakarta.
Sumber :
  • ncicd.com
VIVAnews - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama baru saja pulang dari kunjungan kerjanya ke Korea Selatan. Di sana, selain menghadiri pembukaan Asian Games di kota Incheon, Ahok, sapaan akrab Basuki, juga mengunjungi Saemangeum Seawall di sebelah barat daya Semenanjung Korea.
Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

Namun, setelah kunjungan selama tiga hari, Ahok menilai konsep penggunaan tanggul laut yang telah dibangun di Korsel sejak 1991 itu ternyata tidak sesuai bila hendak diterapkan pada proyek pembangunan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di utara Jakarta.
Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

"Saya kira konsepnya berbeda sekali. Salah satu konsep utama Jakarta Giant Sea Wall itu mau buat waduk jadi reservoir air. Kalau di sana, mereka yang terutama hanya bangun penahan ombak. Itu pun waduk yang dibikinnya tercemar air kotor. Mana bisa dipakai untuk pertanian?" ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin 22 September 2014.
Ada 4,14 Juta Temuan di Google jika Klik Kata Ini

Menurut Ahok, karena kondisi geografisnya yang tidak jauh berbeda, akan lebih baik bila pembangunan Jakarta Giant Sea Wall mencontoh pembangunan Maasvlakte Seawall di Rotterdam, Belanda.

Namun, menurut Ahok, meskipun konsep penggunaan Giant Sea Wall yang dikunjunginya itu kini telah diketahui berbeda, pemerintah Korea Selatan tetap berkomitmen untuk mendukung pembangunan tanggul laut raksasa milik Jakarta yang ditargetkan baru selesai pada 2024 itu.

"Mereka tetap mau bantu desain. Mereka kan sudah pengalaman. Orang Korea ini dari zaman nenek moyangnya sudah biasa bangun penahan ombak. Di sana ombaknya ganas-ganas," ucap Ahok.

Proyek NCICD merupakan sebuah megaproyek untuk memperluas wilayah Jakarta dengan mereklamasi wilayah lautan, membangun tanggul raksasa penghalau rob, serta mengembangkan suatu kawasan terpadu yang terdiri atas perumahan, perkantoran, serta pusat perbelanjaan di wilayah yang direklamasi itu.

Proyek ini telah digagas sejak masa pemerintahan Fauzi Bowo, serta baru ditargetkan selesai pada 2024.

Megaproyek ini terdiri atas 3 tahapan besar, yaitu tahap A berupa pereklamasian 17 pulau serta peninggian tanggul, tahap B berupa pembangunan awal konstruksi tanggul, serta tahap C atau tahap akhir yang merupakan pembangunan Giant Sea Wall. Untuk tahap akhir, pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum akan ikut juga berpartisipasi.

Pemprov DKI saat ini masih memfokuskan pembangunan dari tahap A proyek ini. Di balik tanggul laut raksasa, akan dibangun sebuah kawasan permukiman mewah. Ini agar para calon penghuninya ikut berkontribusi juga memperkuat tanggul laut untuk melindungi rumah-rumah mereka sendiri.

"Jadi, kita bayangkan tahap A ini konsepnya seperti Pantai Indah Kapuk, Pluit, Muara Karang. Di California pun seperti itu. Kita buat khusus untuk perumahan mewah. Tujuannya supaya menahan ombak," ujar Ahok.

"Istilahnya kita kasih yang paling ujung itu ke orang kaya. Jadi, mereka akan bantu membuat benteng untuk menahan. Melindungi rumah mereka. Konsep itu yang akan kita terapkan pertama," tuturnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya