Siswa Bantah Ada Aksi Bully di SMA 70

Tabur Bunga SMA 70
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Asia Tenggara Bisa Jadi Pemimpin Industri Kripto Dunia, Begini Penjelasannya
- Pihak sekolah SMAN 70 masih tutup mulut atas aksi solidaritas siswa dan orangtua murid dari 13 murid yang dikeluarkan secara sepihak karena diduga melakukan
bullying
Ratusan Karyawan PT PRLI Demo Lagi, Minta MA Lakukan Penggantian Majelis Hakim
terhadap adik kelasnya. Seluruh murid yang dikeluarkan duduk di kelas XII.
Ironi Perburuan Badak Jawa di Kawasan Konservasi Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 280 Juta

Saat
VIVAnews
mencoba datang ke sekolah yang terletak di Jalan Bulungan 1. Kelurahan Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pihak keamanan sekolah tidak memperbolehkan masuk para wartawan.


Ronny salah satu murid kelas XII mengatakan, tidak mengetahui adanya pemberhentian teman-temannya itu. Dia juga membantah kalau di sekolah tersebut sering terjadinya aksi perpeloncoan yang dilakukan siswa senior.


"Saya baru tahu (diberhentikannya 13 murid tersebut) malah dari berita. Kalau masalah saling
bully
ke junior itu nggak benar, nggak ada yang seperti itu," ujar Ronny kepada VIVAnews, Jumat 19 September 2014.


Hal senada juga yang diungkapkan Rahmat. Siswa kelas XI ini mengatakan, aksi mogok belajar yang dilakukan kakak kelasnya itu tidak seperti apa yang diberitakan.


"Setahu saya kemarin itu pada libur, cuma saya kurang tahu kalau memang ada yang mogok belajar," kata Rahmat.


Rahmat juga menambahkan, aksi
bullying
yang terjadi di sekolahnya bukan menjadi hal yang serius, karena justru itu dilakukan karena sudah saling akrab satu sama lain.


"Saya juga sering diledek-ledek sama temen, tapi hanya bercanda. Karena pasti sama-sama tahu kok, ada kewajarannya," katanya.


Diberitakan sebelumnya, sebanyak 13 murid harus diberhentikan dari sekolahnya karena diduga telah melakukan aksi
bullying
. Bahkan disebut-sebut, korban adalah anak pejabat.


Seluruh orangtua siswa yang dikeluarkan melakukan protes karena meresa keputusan itu dilakukan sepihak tanpa memberitahukan sebelumnya. Karena tidak terima dengan keputusan ini, para orangtua melakukan solidaritas dengan aksi protes, hingga ke Dinas Pendidikan DKI dan Komnas HAM.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya