Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Dinas Kesehatan DKI Jakarta punya cara sendiri untuk mengungkap pelanggaran izin yang dilakukan Klinik Metropole.
Kepala Dinkes DKI Jakarta Dien Emmawati mengatakan, saat menerima banyak laporan dan keluhan terkait klinik di kawasan Jakarta Barat ini, ia langsung memerintahkan anak buahnya menyamar.
"Dia menyamar jadi pasien di sana. Lalu ternyata benar saja, di sana ada ruang rawat inap, tim medisnya melakukan operasi juga. Padahal izinnya praktiknya tidak seperti itu," kata Dien kepada VIVAnews, Kamis 18 September 2014.
Setelah menerima laporan dari hasil penyamaran itu, Dinkes DKI langsung memberikan peringatan keras. Peringatan pertama diberikan pada Juni 2014 lalu.
"Peringatan kedua kita layangkan juga Agustus 2014. Tidak juga jera, kami tutup kliniknya akhir Agustus 2014," terangnya.
Dien mengingatkan para pengelola klinik maupun rumah sakit di DKI Jakarta, untuk tidak main-main dengan izin praktik. Sebab, Dinkes DKI akan terus mengawasi.
"Ada orang-orang dinkes yang akan selalu mengawasi pelayanan kesehatan, salah satu caranya ya seperti tadi yang saya sebut itu," ujar dia.
Sebelumnya, anggota Komisi IX DPR Okky Asokawati mengatakan, dugaan malpraktik di Klinik Metropole yang telah berlangsung lama, menunjukkan terhadap klinik atau balai pengobatan.
Kesan yang muncul, lanjut dia, dinas kesehatan hanya bertugas memberi izin praktik saja. Namun setelah itu tidak ada pengawasan operasionalnya, apakah sesuai izin atau menyimpang dari izin.
"Penutupan operasional Klinik Metropole oleh Dinkes DKI setelah menerima banyaknya protes dari pasien jelas membuktikan sistem pengawasan lemah bahkan diduga cenderung tidak ada pengawasan," jelasnya. (ita)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Peringatan kedua kita layangkan juga Agustus 2014. Tidak juga jera, kami tutup kliniknya akhir Agustus 2014," terangnya.