Bayi Amar Butuh Biaya Besar untuk Bertahan Hidup

Bayi sakit
Sumber :
  • Zahrul Darmawan/Depok
VIVAnews -
Pengakuan Mengejutkan Pelaku Tega Cekoki Narkoba Remaja Jaksel Hingga Tewas
Besarnya biaya operasi membuat keluarga Kaffi Amar Mutaqin, bayi asal Depok yang menderita penyakit kelainan hati, harus lebih bersabar. Kedua orang tua bayi malang ini tergolong kurang mampu.

Ernando Ari yang Begitu Percaya Diri

Akhirnya, mereka hanya bisa mengelus dada dan berharap belas kasih dari para donatur. Ii Romli dan Yeti Kurniasih adalah pasangan suami istri yang dirundung kesedihan itu.
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG


Selain memikirkan kondisi kesehatan bayinya yang menurun drastis, mereka juga harus menerima kenyataan pahit. Buah cinta mereka, Kaffi Amar Muttaqin yang divonis menderita penyakit kelainan hati atau yang disebut dalam bahasa latin Atresia Bilier itu harus menjalani pengobatan seumur hidup.

"Amar harus minum obat seumur hidup. Kata dokter supaya kondisi hatinya kelak bisa berfungsi dengan baik setelah operasi," ujar Romli kepada
VIVAnews,
Rabu 17 September 2014.


Romli menegaskan, pemberian obat tersebut dimulai ketika Amar sudah menjalani operasi transpalantasi hati. Menurut keterangan dokter, jelas Romli, alasan pemberian obat dilakukan agar proses pencangkokan hati berjalan normal.


"Jadi saat dicangkok (hati Amar), tidak melawan atau menolak berada di dalam tubuh Amar," terang pria yang berprofesi sebagai Guru SD Islam Terpadu ini dengan sedih.


Ditanya soal rencana operasi, Romli, yang tinggal Jalan Program Dalam 1 Nomor 36, RT02/04, Cagar Alam, Kecamatan Pancoranmas Depok ini mengaku masih bingung. Sebab, uang yang ia kumpulkan bersama sanak saudara serta para relawan/donatur belum terkumpul dari total Rp900 juta yang mesti dikeluarkan.


"Sekarang baru ada Rp600 juta. Kalau ditotal-total sampai beres operasi sebenarnya di atas satu miliar. Rp900 juta itu untuk operasi (transpalantasi hati) saja," beber dia.


Atresia Bilier merupakan kondisi bawaan (kongenital), terjadi penyumbatan pada tuba (saluran) yang membawa cairan empedu dari hati ke kandung empedu. Penyakit ini terjadi ketika saluran empedu di dalam atau di luar hati tidak berkembang secara normal.


Saluran empedu membantu mengeluarkan limbah dari hati dan membawa garam yang membantu usus kecil memecah/mencerna lemak.


Pada bayi dengan atresia bilier, empedu yang mengalir dari hati ke kandung empedu terhambat. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang mematikan jika tidak diobati.


Pada Amar, matanya terlihat tak normal lantaran menguning. Sementara perut Amar sedikit membuncit dan feses yang dikeluarkannya berwarna putih.


Bagi masyarakat yang berniat membantu, rekening donasi bisa disampaikan ke nomor rekening. 7051371237 (Atas Nama Ii Romli/Bank Syariah Mandiri).


Tanggapan Pemkot Depok

Wakil Wali Kota Depok, Idris Abdul Somad, mengatakan instansinya sudah melakukan komunikasi dengan Rumah Sakit Cipto Mangkunkusumo (RSCM). Idris menegaskan pemerintah kota tengah mengupayakan agar rumah sakit mau memberikan toleransi alias keringanan bagi orang tua Amar.


"Sudah, kami sudah bertemu dengan pimpinan rumah sakit. Mudah-mudahan RSCM bisa menemukan win-win solution," kata Idris. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya