Kisah Tiga Bocah Jadi Bandit di Depok

Bandit cilik yang beraksi dengan pistol mainan
Sumber :
  • Vivanews/Zahrul Darmawan
VIVAnews
Respons Polisi soal Pengakuan Mengejutkan Sopir Truk Pemicu Kecelakaan Beruntun di GT Halim
- Dengan dalih untuk makan dan menambah uang jajan, GP (16 tahun), A alias I (12 tahun) dan AK (16 tahun) kompak melakukan aksi pemerasan dan perampokan dengan menggunakan pistol mainan.

Cak Imin Dikabarkan Maju Pilgub Jatim, PKB Ingin Fokus di MK Dulu: Tidak Lama Hanya 14 Hari

Sasarannya, tak lain adalah mereka yang juga masih berusia remaja atau berstatus pelajar sekolah.
Mudik Pakai Mobil Listrik, Perhatikan Suhu Cuaca dan Ban


Ditemui di Mapolresta Depok, ketiga bandit 'ingusan' ini pun hanya bisa tertunduk lemas setelah sepak terjangnya berakhir ke ranah hukum. Ketiganya tertangkap setelah sempat menjalankan aksinya di kawasan Grand Depok City, Sukmajaya Depok Sabtu sore.


Kanit Kriminal Umum Polresta Depok, AKP Supriyadi, mengatakan, berdasarkan keterangan dan pengakuan para pelaku, aksi kejahatannya itu telah dilakukan sebanyak empat kali.


"Ada yang beraksi di belakang ITC Depok, Margonda, GDC dan Terminal. Sasarannya anak-anak sekolah ya sama-sama usia remaja," kata Supriyadi pada
VIVAnews
, Senin 15 September 2014.


Akibat perbuatannya, ketiga berandal cilik itu diancam dengan pasal 365 tentang pencurian dengan kekerasan. Ketiganya terancam 9 tahun bui.


"Selain 3 buah
handphone
milik korban dan uang Rp 50 ribu, kami juga mengamankan satu pucuk pistol korek api yang digunakannya untuk mengancam para korban. Sementara pisau lipat yang katanya juga digunakan untuk beraksi, sedang kami cari," ungkapnya.


Sementara itu, I salah satu pelaku yang paling kecil mengaku terpaksa melakukan aksi nekat itu karena mencari makan dan tambahan uang jajan. Kedua orangtuanya hanya buruh serabutan di Jakarta.


Selama ini, I  diasuh dan tinggal di sebuah sekolah terbuka, yang disebut Masyarakat Terminal (Master) di Jalan Margonda. "Biasanya kami suka mengamen. Saya sudah empat kali ikut-ikutan (nodong). Saya diajak
doang
pak," ujar bocah 12 tahun ini.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya