Pemprov DKI Berencana Bangun Kampus IKJ di Kota Tua

sorot kota - Revitalisasi Kawasan Kota Tua Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan PT. Pembangunan Kota Tua Jakarta (Jakarta Old Town Revitalization Corporation/JOTRC) telah memulai tahap kedua revitalisasi kawasan wisata sejarah Kota Tua, Jakarta Barat.

Menurut project director JOTRC, Yayat Sujatna, pada fase kedua ini akan difokuskan untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi dari 15 gedung bersejarah di lokasi itu.

"Sekarang kita berkonsentrasi untuk merestorasi dan merevitalisasi gedung-gedung era kolonialisme Belanda yang cukup banyak. Jadi kita melakukan proses renovasi yang sesuai dengan standar konservasi terhadap 15 bangunan yang selama ini rusak, tidak terawat, tidak tergunakan, dan sebagainya untuk difungsikan kembali menjadi bangunan cagar budaya dan kemudian difungsikan menjadi bangunan penunjang wisata di Kota Tua," ujarnya saat dihubungi oleh VIVAnews melalui sambungan telepon, Rabu 20 Agustus 2014.

Yayat menjelaskan, bangunan-bangunan yang akan direvitalisasi saat ini diutamakan yang memiliki nilai sejarah tinggi, antara lain bekas toko kelontong Vlueten & Cox yang didirikan pada tahun 1865.

Respons Albertina Ho Usai Dilaporkan ke Dewas oleh Pimpinan KPK

Selain itu bangunan bekas kantor Internationale Credit en Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1912, serta bangunan bekas toko buku dan percetakan paling terkenal di Batavia G. Kolff & Co yang didirikan pada tahun 1860.

Di Kota Tua sendiri saat ini terdapat 206 bangunan bersejarah. 50 persen dari bangunan tersebut dimiliki oleh perusahaan BUMN, antara lain PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Bank Mandiri, Bank BNI, PT. Jasa Raharja, PT. Kereta Api Indonesia, PT. Pos Indonesia, PT. Banda Graha Reksa, PT. Jasindo, dan PT. Pelindo II.

Sesuai instruksi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, perusahaan-perusahaan BUMN tersebut akan dilibatkan juga dengan pihak pengembang dalam merestorasi gedung yang dimilikinya.

Tidak hanya aspek fisik, Yayat juga mengatakan bahwa program revitalisasi Kota Tua yang sedang dikerjakannya saat ini ditujukan juga untuk mengembalikan nilai sejarah dari kawasan tersebut.

"Kali ini bukan fisiknya saja yang kita bangun, tapi ruh kegiatan dan juga esensi sejarah dari setiap bangunan," katanya.

Yayat menjelaskan, salah satu bidang yang menjadi ruh kegiatan utama di Kota Tua pada masa lalu adalah pendidikan. Di zaman kolonial, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron van Imhoff pernah membuat pusat pendidikan pelayaran di Jalan Kalibesar, atau bangunan yang saat ini menjadi gedung Toko Merah.

Maka dari itulah, menurut Yayat, pihaknya akan bekerjasama juga dengan Yayasan Seni Budaya Jakarta guna mengembangkan kembali aktivitas pendidikan di Kota Tua dengan mendirikan kampus IKJ.

"Pemprov DKI juga mendukung rencana Institut Kesenian Jakarta (IKJ) guna membangun kampus di kawasan Kota Tua untuk menghidupkan kembali aktivitas pendidikan di lokasi itu. IKJ akan membuat sebuah pusat pendidikan kesenian di bidang musik, seni rupa, dan seni pertunjukan," jelasnya.

Proyek revitalisasi ini direncanakan untuk rampung sepenuhnya pada 2 tahun mendatang. Pemprov DKI sendiri menargetkan, di tahun 2016 nanti, Kota Tua dan beberapa kawasan lain di Jakarta, bisa menjadi obyek wisata utama di ibu kota.

"Setelah proyek revitalisasi selesai, Kota Tua diharapkan menjadi sebuah permata pariwisata bagi Jakarta. Jadi bukan hanya Kota Tua, tapi ada juga Monas, Sunda Kelapa, dan Kepulauan Seribu. Sehingga Jakarta sebagai ibu kota negara, memiliki obyek-obyek wisata utama yang tertata dengan rapi," ucapnya.

Tidak berhenti di situ, untuk selanjutnya JOTRC dan Pemprov DKI, juga akan mengusulkan kawasan Kota Tua ini menjadi salah satu aset World Heritage Site dari badan PBB UNESCO. Yayat menyatakan optimismenya kawasan Kota Tua akan diterima masuk ke kelompok World Heritage Site.

"Kita juga propose Kota Tua sebagai salah satu World Heritage Site. Sudah kita siapkan pirantinya. Kota Tua ini besar chancenya untuk masuk ke kelompok itu. Selama ini belum ada kawasan napak tilas sejarah yang menjadi anggotanya,"

"Kalau bicara tentang kawasan sejarah, tentu kita juga nanti tidak akan bisa melupakan kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Bila destinasi-destinasi wisata di Jakarta itu sudah diintegrasikan, tidak hanya menjadi Permata Jakarta, tapi Kota Tua ini kita jadikan juga menjadi Permata Asia," ucap Yayat.

Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara
Anies Baswedan dan Presiden DPP PKS Ahmad Syaikhu.

PKS Bakal Sambangi Markas PKB Malam Ini, Bahas Apa?

Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah mendatangi markas PKB pada Rabu kemarin.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024