BPOM: 20 Persen Jajanan Pasar di Jakarta Berbahaya

Berburu Makanan Takjil di Kawasan Senen
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Ketua Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, Roy Sparringa, Kamis 17 Juli 2014, menyatakan bahwa sebanyak 20 persen produk makanan yang dijajakan di pasar tradisional Jakarta ditengarai tidak layak konsumsi. Karena mengandung zat kimia berbahaya. Antara lain seperti zat pengawet formalin, boraks, rhodamin B, metanil yellow serta zat pewarna tekstil.

TikToker Galih Loss Resmi Ditahan, Terancam Hukuman Penjara 6 Tahun

Menurut Roy, produk-produk akan menimbulkan efek fatal kepada kesehatan jika dikonsumsi. "Bisa menimbulkan kanker, penyakit kronis degeneratif, kemungkinan cuci darah, serta sakit ginjal," ujar Roy di Kantor BPOM di Salemba, Jakarta.

Produk-produk tersebut, ia melanjutkan, sebagian besar adalah produk makanan olahan industri rumahan yang tak terdaftar. BPOM mengakui kesulitan menertibakannya.  Karena, tidak ada pengawasan yang jelas terhadap produk pangan industri rumahan dengan jangkauan usaha telah berskala besar.

Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

"Temuan ini tentu pekerjaan rumah yang cukup berat. Karena melibatkan pengusaha mikro yang kurang terawasi. Permasalahannya adalah ini sudah ada supplier-nya, jadi harus kami telusuri juga hingga ke hulu," papar Roy.

BPOM mengajak semua pihak terkait, termasuk Pemda, untuk bersama-sama melakukan pengawasan dan penertiban terhadap produk-produk pangan berbahaya itu. BPOM menyatakan kesiapannya untuk membantu Pemprov DKI dalam pembinaan dan pengawasan terhadap produsen produk makanan berbahaya itu.

Sengketa Pilpres Dinilai Jadi Pembelajaran, Saatnya Prabowo-Gibran Ayomi Semua Masyarakat

"Kalau untuk pembinaan dan pengawasan ini kami siap untuk membantu Pemda. Saya kira idealnya usaha mikro itu terdaftar semua. Berjualan di pinggir jalan pun diizinkan, asal sehat dan terdaftar," kata Roy.

Sebelumnya BPOM melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Rawamangun, Jakarta Timur. Di sana ditemukan beberapa makanan berbuka puasa (takjil) masih mengandung zat-zat kimia berbahaya dan bahan pewarna tekstil.

Roy mengimbau kepada masyarakat untuk lebih selektif lagi dalam membeli makanan sajian untuk berbuka. Antara lain dengan tidak memilih makanan yang memiliki warna terlalu mencolok, serta hanya mengkonsumsi makanan yang hanya berbahan alami. Selengkapnya, klik tautan beritanya .

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya