Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Asrorun Ni'am Sholeh, mengungkapkan sejak awal bulan suci Ramadan hingga menjelang Lebaran kasus eksploitasi anak sangat menonjol. Penyebab utamanya adalah mobilisasi pengemis.
Mobilisasi yang disertai eksploitasi anak seperti meminjamkan dan atau menyewakan anak, dinilai Asrorun adalah sebuah pelanggaran. Berdasarkan hasil investigasi KPAI, diketahui para pengemis itu memang sudah teroganisir dan datang dari beberapa daerah, seperti Cikampek dan Subang.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Nonton Langsung di Qatar, Fitri Carlina Menangis Saat Timnas Indonesia Menang Lawan Korea Selatan
Mobilisasi yang disertai eksploitasi anak seperti meminjamkan dan atau menyewakan anak, dinilai Asrorun adalah sebuah pelanggaran. Berdasarkan hasil investigasi KPAI, diketahui para pengemis itu memang sudah teroganisir dan datang dari beberapa daerah, seperti Cikampek dan Subang.
Baca Juga :
Beredar Video WN Polandia Kehilangan Isi Kopernya, Pihak Bandara Ngurah Rai Bali Beri Penjelasan
"Pergerakan mereka tidak hanya spontan orang mencari rezeki yang memanfaatkan momentum. Mereka terorgansir seperti berangkat bersama-sama dari satu tempat menggunakan mobil khusus dan kemudian disetor beberapa titik," kata Asrorun di Mabes Polri, Selasa 15 Juli 2014.
Meski telah mengetahui mobilisasi pengemis dilakukan secara terorganisir, namun Asrorun mengaku tak dapat memberantas mereka hingga tuntas. Karena KPAI menurutnya tak memiliki perangkat investigasi lebih lanjut.
"Maka dari itu, kami tadi telah berkoordiansi dengan kepolisian untuk mencegah proses mobilisasi tersebut," ujarnya.
Tak hanya dengan kepolisian, KPAI menurutnya juga perlu berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Menurutnya justru Pemda yang memiliki otoritas untuk memberantas tindakan para pengemis jalanan yang kerap melakukan eksploitasi anak. Mereka, kata Asrorun dapat disangkakan pelanggaran Undang Undang Tindak Pidana Trafficking atau Perdagangan Manusia.
"Kami juga akan berkoordinasi penangaanan (eksploitasi anak) ini dengan Dinas Sosial dan Polda tentunya, untuk di wilayah hukumnya masing-masing," jelas dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Pergerakan mereka tidak hanya spontan orang mencari rezeki yang memanfaatkan momentum. Mereka terorgansir seperti berangkat bersama-sama dari satu tempat menggunakan mobil khusus dan kemudian disetor beberapa titik," kata Asrorun di Mabes Polri, Selasa 15 Juli 2014.
